Menteri Keuangan Beberkan Sejumlah Fakta Ini di Hadapan Bank Dunia
Perempuan kelahiran Bandarlampung itu menyebut dalam hal ini, Grup Bank Dunia harus membantu pada bidang-bidang utama, termasuk memperkuat kerangka fiskal dalam menerapkan kebijakan kontra-siklus dengan lebih baik.
"Selain itu mendorong perbaikan modal manusia, dan mengembangkan kualitas dan volume infrastruktur," imbuhnya.
Sri Mulyani menyebutkan juga bahwa Grup Bank Dunia juga mesti membantu dalam peningkatan akses terhadap energi, pembangunan sistem perlindungan kesehatan dan sosial yang kuat, dan pengembangan infrastruktur digital yang penting.
"Untuk memperkuat ketahanan negara," ucap Sri Mulyani.
Ani, sapaan karibnya menilai pembangunan yang lebih baik menuntut investasi yang tegas dan pembiayaan yang inovatif.
Dia menambahkan komunitas global pun harus membentuk mekanisme pembiayaan yang akan memungkinkan negara-negara, baik secara individu maupun kolektif, merespons secara lebih efektif ancaman global di masa depan untuk lebih cepat memulihkan ekonomi global.
Ani meminta WBG dan IMF harus bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk melengkapi negara-negara dengan sumber daya dan instrumen yang diperlukan.
"Sehingga menciptakan standar yang lebih kuat untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap potensi krisis”, tegas Sri Mulyani. (antara/jpnn)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sejumlah fakta dalam pertemuan Komite Pembangunan yang dihadiri oleh Presiden Grup Bank Dunia (WBG), Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), dan perwakilan negara-negara anggota Grup Bank Dunia.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Cermati Perkembangan Global, BRI Lebih Fokus ke Tantangan Domestik Melalui Pemberdayaan UMKM
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Catatan Lengkap Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Terbaru
- World Public Relations Forum 2024 jadi Sarana Meningkatkan Peran Humas Global
- Cerita AO PNM dari Tanah Mataram, Tangguh jadi 'Kartini' Keluarga
- Kabar Terkini Utang Indonesia, Meningkat Lagi, Untuk Apa?