Menurut Ace, Kursi Ketum Golkar Menguat ke Airlangga Hartarto

Menurut Ace, Kursi Ketum Golkar Menguat ke Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menjelang penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar pada Desember 2019, posisi Airlangga Hartarto kembali menguat untuk menjadi Ketum Golkar. Selain kecenderungan dukungan dari para DPD I dan II yang terus mengalir, sosok Airlangga dianggap mumpuni untuk mengawal pembangunan nasional bersama Presiden Jokowi - KH Maruf Amin selama lima tahun mendatang.

"Kalau kita mencermati dinamikanya memang mengerucut pada dua nama yaitu Pak Airlangga dan Pak Bamsoet. Tetapi kecenderungan hari ini menguat ke Pak Airlangga. Tampak dari dukungan terbuka pada pemilik suara DPD I dan II juga para tokoh senior partai,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzili kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/9).

Menurut Ace, selain dukungan nyata para pengurus DPD I dan II untuk Airlangga, kontribusi Golkar saat kemaren untuk memenangkan Jokowi-Maruf juga menguat. Bukan hanya itu, lanjut Ace, sosok Airlangga sebagai seorang teknokrat dinilai banyak membantu kerja-kerja pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Jokowi-Maruf selam 5 tahun ke depan.

“Beliau punya kapasitas sebagai seorang teknokrat yang dibutuhkan oleh Pak Jokowi. Dan Golkar dalam hal ini adalah partai yang selalu ada bersama pemerintah mendukung program pembangunan nasional,” ungkap dia.

Terkait adanya dinamika dan polarisasi kekuatan di tubuh Golkar dengan majunya Bambang Soesatyo, kata dia merupakan dinamika biasa di tubuh Golkar. "Partai Golkar adalah partai yang demokratis," kata Ace.

Pengamat Politik UI Ade Reza Haryadi menambahkan pertarungan kursi ketua umum di tubuh Golkar tergantung pada faktor internal maupun eksternal. Faktor internal kata dia misalnya terkait dengan faksi-faksi yang ada di tubuh Golkar termasuk peta kekuatan politik para sesepuh Golkar.

"Faktor organisasi yang menjadi sumber kader Golkar seperti SOKSI, KOSGORO, MKGR itu berpengaruh," kata dia.

Selain itu, lanjut Reza, faktor personal kandidat juga sangat berpengaruh. "Katakan kalau Pak AH didukung oleh hampir semua Ormas pendiri Golkar tetapi Pak Bamsoet juga punya kekuatan yang bisa dimobilisasi," paparnya.

Menjelang penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar pada Desember 2019, posisi Airlangga Hartarto kembali menguat untuk menempati kursi Ketum Golkar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News