Menurut Indra Charismiadji, Bos Bimbel tak Cocok jadi Staf Khusus Presiden

Menurut Indra Charismiadji, Bos Bimbel tak Cocok jadi Staf Khusus Presiden
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji ikut mengomentari tujuh staf khusus Presiden Jokowi yang berasal dari kalangan muda. Salah satunya Adamas Belva Syah Devara, pemuda usia 29 tahun yang juga CEO Ruangguru.

Menurut Indra, terlepas dari kehebatan anak-anak muda yang dipilih presiden sebagai staf khusus, ada beberapa hal fundamental yang harus diberi catatan, khususnya dalam program pembangunan SDM.

"Demand vs supply usaha bimbingan belajar (Bimbel) itu. Demand akan naik saat mutu sekolah rendah. Makin rendah mutu sekolah akan semakin laku itu Bimbel," kata Indra dalam pesan elektroniknya, Jumat (22/11).

Sebaliknya, kata Indra, kalau sekolah mutunya makin meningkat, Bimbel jadi tidak laku.

Jadi, kalau arah pembangunan SDM bentuknya Bimbel apalagi online, tidak perlu dana Rp 500 triliun untuk pendidikan.

Diketahui, Presiden Jokowi menganggarkan alokasi sektor pendidikan di APBN 2020 sebesar Rp 505,8 triliun. Sementara, APBN 2019 menganggarkan Rp 492,5 triliun dana pendidikan.

"Yang jadi pertanyaan, kira-kira presiden mau ke mana arahnya dalam pembangunan SDM ini? Seorang pengusaha Bimbel, apalagi dengan modal yang begitu besar, tidak akan membiarkan usahanya bangkrut. Artinya akan terus berupaya untuk membuat mutu sekolah buruk," bebernya. (esy/jpnn)

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyoroti Adamas Belva Syah Devara, bos bimbel Ruangguru, yang menjadi staf khusus Presiden Jokowi.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News