Menutup Celah Resesi
Oleh: MH Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR RI
Jika masalah utama yang dihadapi oleh Perekonomian nasional sepanjang triwulan I dan II 2020 adalah terhambatnya aktivitas ekonomi baik dari sisi demand maupun supply, maka pada Triwulan III seharusnya masalah tersebut sudah bisa diurai.
Pemerintah punya modal sebesar Rp 397,56 triliun untuk mendorong demand masyarakat, untuk mempercepat pemulihan kesehatan dan daya beli masyarakat, khususnya 40 persen masyarakat berpenghasilan terendah yang mencapai 17,73 juta orang.
Program bansos yang ditawarkan Pemerintah selama ini, harus mampu menjadi stimulus dalam meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat untuk mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi menjadi positif.
Begitu pula dari sisi supply, Pemerintah juga telah memiliki amunisi sebesar Rp297,64 triliun untuk pembiayaan barang non-publik.
Untuk mendorong dunia usaha, baik sektor UMKM maupun korporasi untuk dapat bangkit kembali.
Mesin ekonomi yang terdapat pada dunia usaha harus bisa hidup kembali, untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemberlakuan kebijakan normal baru (new normal) dengan tetap berpegang pada protokol Covid-19, diharapkan mampu membangkitkan kembali dunia usaha sebagai motor perekonomian nasional.
Sektor UMKM bisa kembali menggeliat, sektor transportasi kembali berjalan, sektor manufaktur kembali beroperasi.
Serangan wabah Covid 19 telah menyebabkan terjadinya disrupsi pada aktivitas ekonomi di sektor riil maupun keuangan, memukul baik individu (demand) hingga dunia usaha (supply) hampir seluruh negara di dunia.
- Menkominfo Sebut RUU Penyiaran Jangan jadi Alat Pembungkaman Pers
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Ditetapkan Jadi Calon Kepala Daerah
- Menko Airlangga: Kemungkinan Indonesia Resesi 1,5 Persen
- PDIP Tolak Revisi UU Kementerian Negara, PAN Mengingatkan: Ada Mekanisme
- DPR RI Bakal Menyelesaikan 43 RUU yang Masih Dibahas di Tingkat I