Mereka Mengaku Mualaf Agar Selamat dari Abu Sayyaf, Kisahnya...

Mereka Mengaku Mualaf Agar Selamat dari Abu Sayyaf, Kisahnya...
TIBA DENGAN SELAMAT: 10 ABK Brahma 12 yang tiba di Jakarta. FOTO: JAWA POS

Meski tak diperlakukan kasar, tidak berarti hati mereka tenang. 

Sandera lain, Peter Thompson, mengaku, dirinya, Alvian Repi, dan Julian Philips yang sama-sama nonmuslim terpaksa mengaku mualaf demi keselamatan. ”Kami bertiga mengatakan bahwa kami mualaf demi menyelamatkan nyawa saya dan kawan-kawan,” ungkapnya.

Soal makanan, para personel Abu Sayyaf tergolong adil kepada para tawanan. Tidak ada diskriminasi. Apa yang dimakan penyandera, lauk itu juga yang diberikan untuk para sandera. Menunya macam-macam. 

”Yang kurang di sana hanya air bersih karena ada di hutan,” terang pria 33 tahun tersebut.

Menurut Alvian, hutan yang mereka tinggali bukan hutan tropis yang lebat. Melainkan hutan khas kepulauan. ”Adanya seperti pohon kelapa dan pohon lainnya saja,” terangnya.

Soal aktivitas setiap hari, Alvian mengatakan lebih sering duduk-duduk santai. Sambil mengobrol dengan rekan-rekan. Sesekali, obrolan juga dilakukan dengan perompak. Di antara lima penjaga, ada dua orang yang mampu berbahasa Inggris.

Namun, aktivitas santai itu langsung sirna tiap kali ada informasi bahwa tentara Filipina datang. Rombongan lantas bergegas, pindah ke hutan lain. Tapi, mereka tidak pernah terlibat dalam konflik terbuka dengan tentara. Sampai hari mereka dibebaskan. (MOCHAMMAD SALSABYL ADN-FOLLY AKBAR/c11/ttg)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News