Merencanakan Nasib
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Namun investasi Rp 3 triliun itu bisa dikritik sebagai pemborosan. Satu-satunya jalan: segeralah digunakan.
Tentu mengoperasikan pelabuhan Kijing tidak akan sukses kalau pelabuhan lama masih dipakai. Yang di dalam kota Pontianak itu. Yang di pinggir sungai itu. Yang dalamnya hanya 4 sampai 6 meter itu. Yang dua tahun sekali harus dilakukan pengerukan yang mahal itu.
Biaya pengerukan Kapuas bisa sampai Rp 60 miliar. Lalu dangkal lagi. Keruk lagi. Rp 60 miliar lagi. Dangkal lagi. Terus menerus.
Itulah problem pelabuhan sungai. Pun yang di Banjarmasin (Sungai Barito) dan Samarinda (Sungai Mahakam).
Baru pemerintahan Jokowi ini berani melangkah ke Kijing. Meninggalkan pelabuhan sungai. Studi Kijing sudah sangat lama. Tetapi baru sekarang direalisasikan.
Kalau Kijing harus dioperasikan sekarang, pelabuhan sungai harus ditutup sekarang. Ini juga bisa dikritik sebagai pemborosan. Pelabuhan lama ini masih memadai. Untuk ukuran Pontianak.
Memang betul pelabuhan lama itu masih memadai. Tetapi tidak bisa lagi dipakai sebagai penggerak ekonomi Kalbar.
Fungsinya hanya sebatas melayani pertumbuhan alami. Tidak bisa menjadi mendorong pertumbuhan baru yang lebih cepat.
Membangun pelabuhan Kijing memang satu keberanian yang luar biasa. Harus diakui. Presiden Jokowi sangat pemberani di bidang ini.
- MDI Ventures lewat Amvesindo Ambil Peran dalam Peluncuran Maturation Map
- MBG Rizhao
- Pembukaan Lahan Sawit Berujung Karhutla, Polisi Langsung Tangkap Pelaku
- Dokter Konsumen
- Polisi Tangkap 3 Pelaku Penyiraman Air Keras Terhadap Kabid RSJ Kalbar
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia