Merespons Pernyataan Dino Djalal, Djumala: Diplomasi Perdamaian Bukan Pabrik Tempe

Sebab, dari komunikasi itu, keduanya bisa mengetahui posisi dan apa yang diinginkan masing-masing pihak.
Karena itu, dibutuhkan pihak ketiga untuk mediasi agar dapat berkomunikasi. Dengan mengadakan pertemuan empat mata dengan Zelenskyy dan Putin, Jokowi sejatinya sudah membuka pintu komunikasi.
Djumala yang saat ini menjabat Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri menuturkan, untuk memulai dialog dan perundingan kekerasan harus diakhiri, perang harus dihentikan.
Inilah himbauan yang disampaikan kepada Zelensky dan Putin.
‘’Jika kekerasan sudah tidak ada lagi dan perang berhenti karena gencatan senjata, tersedia ruang kondusif untuk berunding mencari jalan damai,’’ ujarnya.
Jadi, tidak heran jika salah satu misi Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah menghentikan kekerasan dan peperangan.
Djumala juga mengungkapkan, dengan adanya proses komunikasi, penghentian kekerasan dan dialog dalam setiap upaya peredaan konflik, inisiatif perdamaian butuh waktu lama, bertahun-tahun, melalui proses panjang dan berliku.
‘’Sebab, perdamaian bukan barang sekali tepuk jadi. Kerja diplomasi perdamaian tentu beda dengan cara kerja pabrik tempe: hari ini kedelai besok jadi tempe,’’ ucapnya.
Dubes Djumala menanggapi pernyataan Dino soal misi perdamaian Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi