Merinding! Cerita Sopir Ambulans Pembawa Jenazah

Merinding! Cerita Sopir Ambulans Pembawa Jenazah
Merinding! Cerita Sopir Ambulans Pembawa Jenazah

jpnn.com - Merinding! Cerita Sopir Ambulans Pembawa Jenazah

 

HAMKA (42), warga lingkungan Tete Batu, Kelurahan Bontoa, Mandai, Sulawesi Selatan ini melakoni hidup sebagai sopir ambulans. Tak jarang, Hamka sering membawa jenazah. Rasa takut, suasana mistis sudah menjadi hal yang tidak aneh buatnya.

Dia menceritakan, saat jenazah akan dibawa ke pemakaman, itu masih banyak orang yang mengantar, terkadang di atas penuh keluarga yang berduka.

Tetapi, kata pria humoris ini, kalau sudah pulang dari pemakaman, Hamka mengaku hanya sendiri saja di atas mobil ambulans. Di saat sendiri itulah, ada rasa ketakutan yang timbul. "Berdiri bulu kuduk. Ada suara aneh terdengar, suara tangisan. Entah dari mana suara itu,” jelas pria berkacamata ini.

Pria dengan tinggi 154 sentimeter ini, menjelaskan, memilih memutar alat pemutar musik (tape) mobil, agar menghilangkan rasa takut saat membawa ambulans. “Mendengarkan musik menjadi hiburan tentunya,” kata Hamka, seperti dikutip dari Fajar Online Sulsel, Jumat (26/2).

Hamka mengatakan, berbagai jenazah sudah diangkutnya, ada yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas maupun karena sakit. “Tetapi yang paling mengerikan, saya pernah mengantar jenazah korban kecelakaan lalu lintas di Toll,” beber pria berambut plontos ini.

Sopir ambulans, ujarnya, rerata mengalami hal mistis. Namun, itu sudah menjadi hal yang biasa. “Hal mistis sering saya alami. Namun karena sudah keseringan, ya jadi sudah biasa,” kata pengemudi ambulans milik Bupati Maros, HM Hatta Rahman ini. (edy arsyad/adk/jpnn)


  HAMKA (42), warga lingkungan Tete Batu, Kelurahan Bontoa, Mandai, Sulawesi Selatan ini melakoni hidup sebagai sopir ambulans. Tak jarang,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News