Merpati Buatan China Pernah Ditolak JK
Senin, 09 Mei 2011 – 05:35 WIB
SEMARANG - Jatuhnya pesawat Merpati MA-60 di Kaimana, Papua Barat, menjadi sorotan banyak pihak. Satu hal yang paling disorot adalah pesawat buatan Tiongkok tersebut pernah ditolak masuk ke Indonesia karena spesifikasinya dianggap tidak cocok dengan kondisi geografis negeri ini.
Tak tanggung-tanggung, orang yang pernah menolak masuknya pesawat tersebut adalah Jusuf Kalla (JK), yang ketika itu menjabat wakil presiden. "Dari awal saya sudah tidak setuju dengan pembelian pesawat itu. Indonesia kan negara kepulauan, jadi butuh pesawat yang tangguh," ujarnya saat menghadiri pernikahan putra tokoh Golkar Jateng Bambang Sadono di Semarang, Minggu (8/5).
Baca Juga:
Menurut Kalla, selain spesifikasinya tidak cocok untuk Indonesia, pesawat MA-60 buatan Xian Aircraft Tiongkok tersebut tidak memiliki Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat dan belum punya track record di dunia penerbangan. "Kalaupun jadi dihadirkan, mekanismenya harus sewa. Jadi, soal maintenance dan lain-lain urusan pembuat. Kalau akhirnya jadi dibeli, saya tidak tahu," imbuh JK.
Hingga saat ini telah diproduksi kurang lebih 60 pesawat MA-60. Indonesia adalah negara dengan pembeli terbanyak, yakni 15 pesawat. Negara Asia Tenggara lain yang juga membeli adalah Filipina dengan 10 pesawat. Dalam memproduksi MA-60, Tiongkok hanya membuat body, sedangkan mesin didatangkan dari Pratt-Whitney, Kanada.
SEMARANG - Jatuhnya pesawat Merpati MA-60 di Kaimana, Papua Barat, menjadi sorotan banyak pihak. Satu hal yang paling disorot adalah pesawat buatan
BERITA TERKAIT
- Buwas Curiga, Penghapusan Pramuka dari Ekskul jadi Upaya Melemahkan Indonesia
- Kalimat Ini Selalu Ada saat Penyerahan SK PPPK, Bikin Tertekan, Setara PNS?
- 5 Berita Terpopuler: Beda PPPK & PNS Jelas, tetapi Bukan jadi Nomor Dua, kok, Simak RPP Manajemen ASN
- Lewat Monitoring KPK, Pj Gubenur Sumsel Soroti Pencegahan Korupsi
- Era Anna Muawanah Bojonegoro Raih Prestasi Terbaik Ketiga Nasional EPPD 2023
- Pentingnya Literasi Keuangan untuk Menghindari Jebakan Pinjol