Minim Air, Delapan Detik Satu Anak Mati

Minim Air, Delapan Detik Satu Anak Mati
KOTOR - Potret rumah warga di Muara Angke, Jakarta, yang berada di sekitar dan mengandalkan sumber air yang sangat tidak bersih. Foto: Arsito/JPNN.
"Kenyataannya adalah bahwa ada lebih banyak permintaan daripada suplai, sementara (terus) terjadi peningkatan dalam permintaan sedangkan suplai terus menurun. Jadi, akan penting sekali artinya bagaimana kita menentukan siapa yang akan mengalokasikan air," katanya pula.

Berdasarkan data dari International Water Management Institute pula, tak kurang dari sepertiga populasi dunia saat ini menderita akibat kekurangan air. PBB pun telah memprediksi bahwa pada tahun 2025 nanti, dua pertiga dari populasi dunia bisa terkena dampak kekeringan.

Masalah kekeringan dan kekurangan air sendiri, kini dilaporkan sudah banyak menjadi sumber konflik lokal dan regional (kawasan). Di Yaman misalnya, negeri yang disebut-sebut berada di tengah-tengah pengaruh Al Qaeda, para peneliti menyebut bahwa 80 persen perselisihan di kawasan pedalamannya berhubungan dengan masalah air. (ito/jpnn)

NEW YORK - Setiap 8 (delapan) detik, satu orang anak harus mati di dunia akibat penyakit yang disebarkan lewat air, lantaran orangtua tak mampu menyediakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News