Minim Air, Delapan Detik Satu Anak Mati

Minim Air, Delapan Detik Satu Anak Mati
KOTOR - Potret rumah warga di Muara Angke, Jakarta, yang berada di sekitar dan mengandalkan sumber air yang sangat tidak bersih. Foto: Arsito/JPNN.
NEW YORK - Setiap 8 (delapan) detik, satu orang anak harus mati di dunia akibat penyakit yang disebarkan lewat air, lantaran orangtua tak mampu menyediakan air bersih bagi anaknya. Setidaknya demikian kesimpulan yang disampaikan oleh pendiri Blue Planet Project, Maude Barlow, sebagaimana diberitakan situs CNN, Jumat (8/1) siang WIB.

"Ketika anda memasukkan motif keuntungan (dagang) dalam masalah persediaan air, maka ada banyak orang yang akan mati," tambah Barlow, menyampaikan kekhawatirannya kepada CNN, Kamis (7/1) waktu setempat.

"Air harus dideklarasikan sebagai sesuatu yang menjadi milik kita semua. Bukan dalam arti bahwa ia (air) gratis untuk siapa saja, tapi bahwa secara adil harus dapat dibagi dan dialokasikan dengan baik - dan hanya pemerintahan yang bisa melakukan itu," paparnya lagi.

Barlow, salah seorang advokat paling kritis dalam menyuarakan apa yang disebut para aktivis sebagai "keadilan air", menyebut bahwa air merupakan hak milik publik dan karenanya tidak boleh diprivatisasi (dikelola swasta). Ini memang merupakan semacam kekhawatiran tingkat lanjut dari masalah kekurangan air dunia sendiri, serta problema pengadaan air bersih.

NEW YORK - Setiap 8 (delapan) detik, satu orang anak harus mati di dunia akibat penyakit yang disebarkan lewat air, lantaran orangtua tak mampu menyediakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News