Minum Dekongestan Saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Terlahir Cacat

Minum Dekongestan Saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Terlahir Cacat
Minum Dekongestan Saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Terlahir Cacat

jpnn.com - MASA-masa kehamilan adalah masa yang paling penting bagi ibu hamil dan jabang bayi. Oleh karena itu, ibu hamil harus menjaga kondisi fisik dan kesehatannya.

Ada banyak pantangan yang sebaiknya dihindari, termasuk beberapa makanan dan obat tertentu. Salah satu yang harus dihndari adalah dekongestan yang biasa digunakan untuk meringankan gejala hidung tersumbat.

Berdasarkan penelitian ilmuwan dari Universitas Boston, diketahui bahwa dekongestan yang sering dibeli tanpa resep dokter mengandung fenilefrin dan pseudoefedrin, yaitu senyawa yang dapat meningkatkan risiko cacat lahir. Lebih rinci lagi, penelitian tersebut menemukan bahwa penggunaan dekongestan pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko janin di kandungan terlahir cacat.

Walau kasusnya cukup jarang, namun kecacatan yang berkaitan dengan konsumsi dekongestan adalah kelainan pada saluran pencernaan, telinga, dan hati. "Cacat lahir besar terjadi sekitar dua sampai tiga persen dari bayi lahir hidup, sehingga ini jarang terjadi. Penelitian mengidentifikasi bahwa kecacatan umumnya terjadi kurang dari satu per 1.000 bayi. Beberapa di antaranya mungkin memerlukan operasi, tetapi tidak semuanya mengancam jiwa," kata  Dr Allen Mitchell, peneliti di Boston University seperti dilansir laman New York Daily News, Sabtu (17/8).

Dalam penelitian itu Dr Mitchell menganalisis sejumlah data bayi yang lahir dengan kecacatan dari tahun 1993 hingga 2010. Selain itu, ibu para bayi cacat juga diwawancarai. Dalam penelitian itu, ada 12.700 bayi yang terlahir cacat yang kemudian dibandingkan dengan jawaban para ibu dari 7.600 bayi tanpa cacat.

Para ibu ditanya tentang obat yang diminumnya saat hamil dan 2 bulan sebelum hamil. Hasilnya, ternyata penggunaan obat yang mengandung fenilefrin pada trimester pertama kehamilan, delapan kali lipat meningkatkan risiko cacat jantung pada bayi.

Penggunaan fenilpropanolamin atau acutrim juga meningkatkan risiko cacat telinga dan perut hingga delapan kali lipat. Hanya saja, ini adalah untuk pertama kalinya peneliti menemukan hubungan antara penggunaan pseudoefedrin saat trimester pertama kehamilan dengan peningkatan risiko cacat tiga kali lipat.

Dr Mitchell menjelaskan, penelitiannya ini sudah menjadi bukti yang cukup agar ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi dekongestan. Karena obat seperti ini banyak tersedia bebas, maka dokter sebaiknya mengevaluasi kebutuhan ibu hamil berdasarkan kasusnya.(fny/jpnn)


MASA-masa kehamilan adalah masa yang paling penting bagi ibu hamil dan jabang bayi. Oleh karena itu, ibu hamil harus menjaga kondisi fisik dan kesehatannya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News