Modernisasi Pertanian Untuk Sejahterakan Petani  

Modernisasi Pertanian Untuk Sejahterakan Petani  
Mentan Amran saat mencoba alat pertanian. Foto: Humas Kementan

Amran menilai modernisasi pertanian melalui penggunaan alsintan dari aspek ekonomi secara signifikan terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan pendapatan keluarga petani sehingga proses produksi beras bisa lebih efisien.

Melalui penggunaan alsintan pada setiap tahap kegiatan produksi, panen dan pasca panen mampu menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam, biaya penyiangan, dan biaya panen karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti oleh penggunaan alsintan yang jauh lebih efisien.

“Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo bahwa modernisasi pertanian saat ini dibutuhkan agar kehidupan petani lebih sejahtera,” tegasnya.

“Presiden berharap yang dikerjakan bukan hanya menanam atau mencari benih atau memupuk saja, tapi setelah pascapanen tersebut keuntungannya yang lebih besar. Jadi setelah konsolidasi, bagaimana mengkorporasikan petani dalam jumlah besar," sambung Amran.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian I Ketut Kariyasa menjelaskan bahwa Penggunaan traktor roda-2 dan roda-4, mampu menghemat penggunaan tenaga kerja dari 20 orang menjadi 3 orang/ha, dan biaya pengolahan tanah menurun sekitar 28 persen, penggunaan rice transplanter mampu menghemat tenaga tanam dari 19 orang/ha menjadi 7 orang/ha sehingga biaya tanam menurun hingga 35 persen, serta mempercepat waktu tanam menjadi 6 jam/ha.

Begitupula penggunaan Combined harvester mampu menghemat tenaga kerja dari 40 orang/ha menjadi 7,5 orang/ha dan menekan biaya panen hingga 30 persen.

“Bahkan menekan kehilangan hasil dari 10,2 persen menjadi 2 persesn, serta menghemat waktu panen menjadi 4 sampai 6 jam/ha,” jelasnya.

Ketut mengungkapkan, berdasarkan perhitungan sederhana, penggunaan alsintan mulai dari olah sawah hingga panen dapat menekan biaya produksi padi sebesar 6,5 persen dan meningkatkan produksi sebesar 33,8 persen (dari 6,0 ton GKP/ha menjadi 8,1 ton GKP/ha). Masing-masing bersumber dari penurunan kehilangan hasil sebesar 10,9 persen akibat menggunakan combine harvester, peningkatan produktivitas 11,0 persen akibat penggunaan transplanter yang mendorong petani menerapkan sistem tanam jajar legowo (jarwo), dan peningkatan produktivitas 11,9 persesn akibat penggunaan input lainnya yang membaik.

Kementan di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mencanangkan “Program Pengembangan Pertanian Modern” untuk sejahterakan dan muliakan petani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News