Mohon Doa Restu Melalui Wawancara Televisi

Mohon Doa Restu Melalui Wawancara Televisi
ARTY ARDHILA. Pembawa Baki Bendera Dalam Upacara Detik-Detik Proklamasi ini adalah Siswi SMA N I Bengkalis Riau. Bercita-Cita Menjadi Dokter, Mengaku Harus ketika mendengar Dentuman Meriam. FOTO :Agus Srimodin/jpnn
Sungguh diluar dugaan jika kemudian Arty yang terpilih sebagai pembawa baki bendera pusaka. Bahkan, dia mengaku sempat terkejut ketika Pangdam Jaya Mayjen Marciano Norman mengumumkan bahwa dirinya yang akan membawa baki bendera pusaka. "Terus terang saya terkejut, karena semua itu baru diumumkan jam 07.00, beberapa jam sebelum upacara detik-detik proklamasi dimulai," kata Arty membuka cerita.

Tentu, segalanya sudah dipersiapkan. Karena regu paskibraka sudah menjalani latihan keras secara terus menerus. "Tentu saja kami semua sudah siap untuk mendapatkan tugas apa pun karena kami memang sudah menjalani latihan khusus, Cuma, ketika diumumkan, saya tidak sempat meminta doa restu kepada Ibu di rumah. Kami tidak siap berkomunikasi, sekalipun melalui telepon,' ujarnya.

Bersyukurlah Arty, beberapa saat sebelum menjalankan tugas beratnya ia diwawancarai sebuah televisi. Kesempatan itu pula yang ia pergunakan untuk meminta doa restu kepada Ibunya. Ibu Arty adalah seorang pedagang kecil yang tinggal di Bengkalis. Ia tidak bisa menyaksikan langsung kiprah putrinya di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan seluruh pejabat maupun duta besar di Istana negara karena keterbatasan biaya.

"Sekarang saya sudah lega, telah menjalankan tugas dengan baik," katanya. Arty mengaku, upacara detik-detik proklamasi telah membuatnya haru dan bangga terhadap kebesaran bangsa ini.  “Dentuman meriam tadi bikin aku sangat haru. Sempat gugup waktu ambil bendera, tapi syukur semuanya menjalan lancar,” ujarnya.

JAKARTA - Upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke 65 di Istana Negara  benar-benar menjadi hari istimewa bagi Arty Ardhila, Siswi SMA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News