Mondok di Pesantren: Sistem Daurah Menciptakan Siswa Unggul
“Sistem pendidikan pesantren mungkin lebih modern dibandingkan dengan sekolah umum yang berstandar internasional ataupun apalah. Karena sistem pendidikannya itu dari dia bangun tidur sampai tidur lagi,” jelas Asep.
Pria kharismatik dan ramah itu mengatakan, saat ini yang melahirkan lulusan bertaraf internasional justru ditunjukkan oleh sekolah-sekolah berbasis pesantren.
“Mengapa? Karena orientasi pendidikan di pesantren itu mewujudkan manusia unggul dan utuh,” jelas dia.
Unggul dan utuh dalam arti melaksanakan sekolah berbasis pesantren, bertujuan untuk melahirkan manusia yang menguasai ilmu agama sebagai bekal bagi lahirnya seorang ulama besar.
Selain itu juga menguasai ilmu-ilmu umum sebagai bekal menjadi pemimpin, konglomerat, dan profesional di bidangnya. Karena itu sistem pendidikan dilaksanakan secara ketat dan bertanggung jawab, unggul, utuh, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang berminat.
Dimana dalam proses pendidikan para santri sudah bangun jam 03.00 dan sang kiai selalu berada di tengahtengah para santri hingga selesai mengaji kitab.
Sekitar pukul 05.15 dan selanjutnya mereka harus bersiap-siap untuk makan pagi, mandi dan berangkat sekolah untuk mempelajari kurikulum nasional hingga pukul 16.00.
“Habis salat maghrib, ada pembelajaran kuriklum Al-Azhar, dilanjutkan belajar malam terbimbing hingga jam 22.30. Setelah itu baru mereka istirahat,” jelas dia.
JPNN.com SURABAYA - Tak hanya Ponpes Amanatul Ummah, nama pesantren-pesantren lainnya di Jawa Timur juga banyak yang menyalurkan santri-santrinya
- Wakil Ketua MPR Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Konsisten Dilakukan
- Pertamina Goes to Campus 2024 Resmi Dibuka, ITB Dipilih sebagai Lokasi Pertama
- 200 Praja IPDN Masuk Latsitardanus XLIV, Rektor Hadi: Ikhlas & Tanggung Jawab
- Gelar IYSDGS 2024, Universitas Bakrie Dorong Anak-Anak Muda RI Lebih Banyak Aksi
- Fauzie Yusuf Siap Lakukan Pembenahan Kurikulum Universitas Jayabaya
- 25 PTN Buka Pendaftaran SMMPTN-Barat 2024, Kuota Banyak, Ada Kebijakan Baru