MPR Gelar ToT Empat Pilar, Ini Wejangan dari Ganjar

MPR Gelar ToT Empat Pilar, Ini Wejangan dari Ganjar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (baju putih) dan pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI Eddy Prabowo dalam pembukaan training of trainers (ToT) untuk sosialisasi Empat Pilar di Semarang, Kamis (21/4). Foto: MPR for JPNN.Com

jpnn.com - SEMARANG - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar pelatihan untuk pelatih atau training of trainers (ToT) untuk sosialisasi Empat Pilar yang di dalamnya memuat Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. ToT hasil kerja sama MPR dengan Universitas Diponegoro yang digelar sejak Kamis (21/4) itu dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dalam kesempatan itu Ganjar berpesan kepada para peserta ToT bahwa Empat Pilar sangat penting untuk menghadapi perkembangan yang ada. “Saat ini banyak sekali fenomena-fenomena aneh yang sifatnya sangat ideologis namun terkesan hanya memaksakan persepsinya saja dan terkesan menabrak dan tidak mengindahkan nilai-nilai luhur dan ideologi bangsa,” katanya.
 
Ganjar lantas menceritakan dirinya didatangi orang-orang yang dengan tegas mengaaku tidak suka demokrasi. Bahkan kelompok yang menemui Ganjar itu menganggap Pancasila bukanlah hasil akhir.

Selain itu, kata Ganjar, kelompok yang menemuinya malah memunculkan isyarat bahwa tidak ada salahnya mengikuti komunis. Selain itu ada juga yang mengatakan demokrasi sudah gagal sehingga sebaiknya mendirikan khilafah.
 
“Saya jelas sangat terkejut dan khusus tegas saya mengatakan bahwa ruang itu ( komunis ) sudah selesai.  Saya berembuk dengan intelijen. Yang kayak gini apakah perlu kita labrak frontal atau kita ajak bicara dan diskusi  untuk menjelaskan.  Saya memilih untuk mengajak mereka untuk bicara memberi ruang bicara dan penjelasan soal kenegaraan kepada mereka,” imbuhnya.
 
Karenanya Ganjar menilai upaya MPR RI melakukan sosialisasi Empat Pilar menjadi sangat penting.  Sebab, Pancasila dengan susah payah dirumuskan dan dipertahankan sebagai dasar negara.

“Pancasila adalah ruh bangsa ini.  Pancasila adalah kesepakatan kolektif seluruh elemen bangsa yang tidak dimiliki bangsa lain, itulah yang harus dipahami,” tegasnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI Eddy Prabowo mengatakan, ToT itu merupakan salah satu upaya untuk bersama-sama berembuk mencari solusi kebangsaan untuk Bangsa Indonesia yang saat ini sedang diuji banyak masalah. Namun, politikus Gerindra itu juga mengingatkan bahwa tugas sosialisasi bukanlah hal mudah karena luasnya wilayah Indonesia.

“Namun, dengan kekuatan MPR yang terbatas sangat berat untuk menjangkau semua wilayah Indonesia.  Ini membutuhkan kerjasama dan dukungan seluruh rakyat Indonesia seperti para dosen, birokrat, akademisi, LSM, pelajar dan mahasiswa serta semua elemen bangsa,” tandasnya.
 
Acara ToT yang diikuti sekitar 100 peserta para dosen perguruan tinggi negeri dan swasta itu digelar selama 4 hari dari tanggal 21 April sampai dengan 24 April 2016 di Semarang, Jawa Tengah.  Acara dimulai dengan Pembukaan secara resmi oleh Gubernur Jawa Tengah, dilanjutkan penyampaian materi tentang Pancasila dan membedah UUD RI Tahun 1945, serta diskusi dan simulasi kelompok.(adv/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News