MPR : Hoaks Bisa Memengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat

MPR : Hoaks Bisa Memengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat
Anggota MPR dari Fraksi PKB Daniel Johan. Foto: Humas MPR

Partai politik, lanjut Daniel, harus mendorong para caleg turun langsung ke masyarakat. Dengan menyapa langsung masyarakat, diharapkan bisa mendorong partisipasi politik masyarakat. “Masyarakat harus menyadari bahwa Pileg dan Pilpres sangat penting. Pileg sangat penting karena menentukan peran partai politik di parlemen dalam ikut menentukan arah pembangunan,” ujarnya.

Sementara itu, pakar komunikasi politik Lely Arrianie menilai, partisipasi politik masyarakat sebenarnya cukup tinggi, namun partisipasi politik itu bersifat semu, yaitu partisipasi di media sosial. Ini sudah terjadi sejak Pemilu 2014. “Di media sosial begitu bergairah seolah-olah partisipasi politik tinggi, namun ketika hari pencoblosan malah tidak berpartisipasi. Ini partisipasi politik yang semu,” katanya.

Lely menyebutkan ada empat media politik untuk meningkatkan partisipasi politik, yaitu interpersonal, organisasi, media massa, media sosial, dan kelompok kepentingan. “Pada masa Susilo Bambang Yudhoyono ada Majelis Zikir. Ini adalah kelompok kepentingan untuk mendorong partisipasi politik. Partisipasi politik juga bisa melalui organisasi (partai politik),” jelasnya. (jpnn)


Anggota MPR dari Fraksi PKB Daniel Johan menyebutkan, maraknya hoaks bisa memengaruhi psikologi masyarakat pemilih.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News