MPR Tak Ragukan Nasionalisme Warga Bali

MPR Tak Ragukan Nasionalisme Warga Bali
Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta. Foto: dok. JPNN.com

jpnn.com - DENPASAR-- Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta menghadiri acara budaya di Bali bertajuk ' Pentas Seni Budaya Bali' dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Kamis malam ( 17/3 ). Pentas seni yang diselenggarakan di lapangan desa Kamasan, Klungkung, Bali ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal MPR RI Ma'ruf Cahyono, anggota MPR RI dari kelompok DPD I Kadek Arimbawa, Wakil Bupati Klungkung, Forkompimda Provinsi Bali dan ratusan masyarakat sekitar.

Antusiasme masyarakat lokal Bali menyaksikan pagelaran seni budaya sangat tinggi.  Ini dibuktikan dengan membanjirnya ratusan masyarakat dar berbagai desa menyemut di lapangan desa Kamasan.  Pagelaran seni budaya ini juga dalam rangka suasana hari Nyepi pekan lalu.
 

Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta mengatakan, sangat mengapresiasi  gerakan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang digelar ke berbagai daerah. Apalagi sosialisasi dengan menggunakan metode pementasan seni dan budaya. 

 Hal ini dianggap sesuai dengan Bali yang selama ini budaya dan seninya sudah mendarah daging.  Oesman dalam kesempatan yang sama mngungkapkan bahwa Indonesia memang beragam dan berbeda, tapi dalam wadah NKRI perbedaan tersebut telah menyatu.


" Dalam kesempatan ini saya ucapkan selamat hari raya Nyepi untuk warga Hindu Bali seluruhnya. Saya juga berikan apresiasi warga Hindu Bali yang menunjukkan keindahan toleransi dalam suasana Nyepi merpersilahkan umat muslim Bali menjalankan ibadah sholat gerhana. Itu sangat baik dan harus menjadi contoh teladan," katanya.

Dalam pidatonya, Oesman sempat menguji wawasan masyarakat Bali tentang Indonesia, Pancasila dan UUD 1945. Masyarakat pun antusias menjawabnya.


" Saya lega, saya tidak meragukan rasa nasionalisme rakyat Klungkung Bali, saya apresiasi itu.  Untuk anak-anak, saya tekankan Pancasila , NKRI, Konstitusi negara sangat penting kalian harus mempelajari dan memahami dengan baik," tegasnya.

Pegelaran seni budaya diawali dengan pementasan sendratari seni dan ogoh-ogoh dengan lakon Kumbakarna Pralaya.  Lakon ini mengisahkan tentang keteguhan bela negara Kumbakarna adik dari Rahwana. Pagelaran kedua menampilkan seni khas Klungkung yakni fashion show yang dibawakan generasi muda setempat. Mereka memamerkan kain dan pakaian tenun endeg khas Klungkung.

Serangkai dengan itu, ditampilkan juga pagelaran seni lukisan wayang klasik Kamasan yang diaplikasikan di kain tenun endeg Klungkung.  Bukan hanya di kain dan pakaian, lukisan wayang klasik Klungkung juga diaplikasikan di berbagai media antara lain di kipas dan kanvas. (flo/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News