Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia

Sebar Intelijen untuk Kumpulkan Koleksi Satwa Langka

Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia
LANGKA: Sri Nirmalasari Aco sedang mengamati tengkorak babi rusa di Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (6/4). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Menurut pria kelahiran Buton, 7 April 1971 itu, peta flora dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga zona. Yaitu, zona Asia, zona Wallacea, dan zona Australasia.

Zona Asia berada di bagian barat, meliputi Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Zona ini juga sering disebut paparan Sunda. Satwa di zona ini memiliki kemiripan atau dipengaruhi oleh satwa di Benua Asia. Misalnya, harimau, badak, orang utan, gajah, dan leopard.

   

Sebaran yang khas ini terjadi karena ketiga pulau itu pernah menyatu dengan kawasan di Benua Asia lainnya. Pulau-pulau yang menyatu tadi memungkinkan terjadinya migrasi sejumlah satwa. Misalnya, harimau dari kawasan India ke Indonesia.

   

Sementara itu, zona Australasia terletak di Indonesia bagian timur. Wilayah ini terdiri atas Pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dulu, kata Muzuni, pulau yang bentuknya mirip dengan kepala burung itu menyatu dengan Benua Australia. Tak mengherankan bila terdapat kesamaan satwa dari Pulau Papua dengan Benua Australia. Di antaranya kanguru dan kuskus yang juga banyak ditemukan di Australia.

Penjelajahan ahli biologi asal Inggris Raya Alfred Russel Wallace ke Nusantara pada 1854"1862 melahirkan garis sebaran satwa yang diberi nama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News