Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia

Sebar Intelijen untuk Kumpulkan Koleksi Satwa Langka

Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Menuju Pusat Ilmu Satwa Dunia
LANGKA: Sri Nirmalasari Aco sedang mengamati tengkorak babi rusa di Museum Wallacea Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (6/4). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
   

Wilayah ketiga adalah zona Wallacea. Satwa yang ada di zona ini benar-benar tidak terpengaruh oleh satwa Benua Asia maupun Australia. "Hewannya benar-benar khas. Mungkin inilah hewan asli Indonesia," katanya.

   

Kekhasan satwa di zona Wallacea terbentuk karena kawasan ini dikelilingi lautan yang cukup dalam. Pulau-pulau yang dihuni satwa-satwa di zona Wallacea tidak pernah menyatu dengan pulau-pulau di kawasan Asia maupun Australia lainnya. "Di sini tidak ada gajah. Kanguru juga tidak sampai ke sini," terang kepala Pusat Penelitian Wallacea Universitas Haluoleo itu.

   

Di antara satwa endemik Wallacea yang menjadi primadona adalah anoa. Orang mengenalnya sebagai sapi Sulawesi. Selain itu, babi rusa, burung maleo, kakak tua kecil jambul kuning, julang sulawesi, dan cekakak biru-putih. Ada juga aneka kadal dan katak.

   

Sayangnya, sebagian hewan langka tersebut kini terancam punah. Ancaman serius inilah yang kemudian melecut Universitas Haluoleo tergerak untuk mendirikan Museum Wallacea. Inilah museum biologi kedua yang dikelola sebuah perguruan tinggi negeri (PTN). Selain Universitas Haluoleo, Universitas Cendrawasih Papua lebih dulu dipercaya mengurusi museum pendidikan.

Penjelajahan ahli biologi asal Inggris Raya Alfred Russel Wallace ke Nusantara pada 1854"1862 melahirkan garis sebaran satwa yang diberi nama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News