Musim Kawin, Buaya Sampit Mengganas
Jumat, 11 Januari 2013 – 10:21 WIB
Sebelumnya, Kades Jaya Karet Pauji mengatakan masyarakat didesanya semakin resah sejak peristiwa bocah santri dimangsa buaya, pasca kejadian muncul niat warga setempat untuk memburu si buaya tersebut bahkan berencana mengundang pawang agar buaya itu muncul, paling tidak menjauh dari pemukiman penduduk.
“Setelah kejadian warga memang muncul niat untuk memburu buaya itu, kami akan mengundang pawang buaya. Kalau keadaan ini tidak diatasi, kami takut warga akan semakin resah dan mereka tidak berani berativitas di sungai,” katanya.
Sebagai mana berita sebelumnya, Agus Riadi (12), santri kelas 1 MTsN Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin Desa Jaya Karet, Samuda, Selasa (8/1) pagi ditemukan tewas menggenaskan mengambang di sungai Mentaya di perairan Bapinang, Kecamatan Pulau Hanaut. Kedua lengan korban putus, sebagain batok kepala hilang.
Agus diduga tewas dimangsa buaya saat mandi di dermaga tidak seberapa jauh dari tempatnya bersekolah di ponpes Sabilal Muhtadin. “Almarhum santri kami yang tinggal di asrama ponpes, dia merupakan warga Gerombol, Desa Bapinang Hilir, Pulau Hanaut. Setelah jasad ditemukan, korban langsung dimakamkan,” kata H Makki, Pengurus Ponpes Sabilal Muhtadin. (fm/fuz/jpnn)
SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Polisi Gelar Rekontruksi Kasus Begal yang Tewaskan Mahasiswi, Kekasih Korban Menangis
- Pangdam Pattimura Melantik Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva Jadi Danrem 151/Binaiya
- Begini Kronologi Kecelakaan Ambulans dan Truk Gandeng di Tol Batang-Semarang
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara