Muslim Australia Menyambut Ramadan di Tengah Ketakutan

Muslim Australia Menyambut Ramadan di Tengah Ketakutan
Masjid Westall di pinggiran Kota Melbourne merupakan salah satu tempat ibadah yang dikelola oleh masyarakat Muslim asal Indonesia. (Koleksi Masjid Westall)

Dikatakan, bila jamaah masjid merasa "terancam atau takut dengan tindakan orang lain" agar segera menghubungi polisi.

Namun, masjid ini juga menerima banyak dukungan dari warga sekitarnya yang mengirimkan karangan bunga dan pesan bernada simpatik tak lama setelah penembakan di Christchurch.

'Tak membiarkan rasa takut merusak ibadah'

Riset yang dilakukan Dr Derya menunjukkan ujaran kebencian baik secara online maupun secara langsung, saling melengkapi dan bisa sangat berbahaya bagi umat Muslim.

"Mengasosiasikan dan menghubungkannya sangat berbahaya karena... mungkin suatu hari akan berakhir dengan serangan fisik," jelasnya.

Juru bicara badan intelijen Australia, ASIO dalam pernyataan kepada ABC menyebutkan pihaknya menyelidiki individu atau kelompok berdasarkan penggunaan atau advokasi kekerasan.

"Ekstremisme kekerasan yang bermotivasi ideologis di Australia itu nyata dan berkembang," kata pernyataan ASIO.

"Kelompok ekstrim sayap kanan telah menjadi perhatian ASIO selama beberapa dekade. Namun kami mengalokasikan sumber daya tambahan untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang," tambahnya.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan kepada ABC, direktur kebijakan publik Facebook Australia dan Selandia Baru, Mia Garlick, menyebutkan masih banyak yang harus dilakukan dalam memerangi ujaran kebencian terhadap umat Muslim yang menggunakan Facebook.

Dari 75 masjid di Australia yang disurvei, setengahnya mengatakan pernah mengalami serangan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News