Myanmar Layak Dihukum Seperti Rusia, ASEAN Berani Jatuhkan Sanksi?

Myanmar Layak Dihukum Seperti Rusia, ASEAN Berani Jatuhkan Sanksi?
Biarawati, Suster Ann Rose Nu Tawng (kedua kanan) berlutut di depan aparat kepolisian untuk memohon agar menahan diri dari kekerasan terhadap anak-anak dan penduduk di tengah unjuk rasa anti kudeta militer di Myitkyina, Myanmar, Senin (8/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/MYITKYINA NEWS JOURNAL/Handout via REUTERS/wsj.

jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) diminta menghadapi krisis Myanmar seperti Uni Eropa (EU) menghadapi krisis di Ukraina pascainvasi Rusia.

“Bagaimana respons ASEAN terhadap krisis Myanmar, kita harus berkaca. Mari lupakan sejenak respons ASEAN untuk Ukraina, bagaimana respons ASEAN terhadap krisis di Myanmar. Kita harus belajar dari Uni Eropa, responsnya sangat baik untuk Ukraina,” kata Menteri Kerja Sama Internasional pemerintah bayangan Myanmar (NUG) Dr. Sasa dalam diskusi daring yang bertajuk “Speaking-Up: ASEAN Reactions to the Ukraine Crisis” di Jakarta, Selasa malam.

Dia menyebutkan sebanyak 1,2 juta warga Ukraina sudah mengungsi ke negara-negara tetangga hanya dalam beberapa hari, sementara ada banyak jutaan pengungsi juga di Myanmar akibat krisis yang disebabkan militer di Myanmar selama bertahun-tahun.

“Hingga saat ini, banyak dari mereka tidak diakui sebagai pengungsi karena tetangga kami tidak mengakuinya. Masyarakat internasional pun tidak dapat memberikan bantuan kemanusiaan,” ujarnya.

Karena itu, menurut dia, ASEAN harus belajar dari EU dalam menghadapi krisis yang serupa dan tindakan masyarakat internasional yang sangat terkoordinasi dengan baik untuk Ukraina yang konfliknya baru berlangsung 12 hari.

“Sanksi internasional untuk Federasi Rusia sangat terkoordinasi dan keras, bahkan Singapura juga menjatuhkan sanksi. Tapi kenapa tidak ada yang menjatuhkan sanksi untuk junta militer Myanmar,” katanya.

Sasa menyebutkan ada sekitar 2.000 warga yang tewas Februari tahun lalu di bawah junta militer Myanmar dan sebanyak 25.000 warga Rohingya yang kehilangan nyawanya.

“Saatnya ASEAN untuk mengambil kepemimpinannya dalam menegakkan keadilan dan respons yang jelas. Ini tentang tirani versus kebebasan, demokrasi versus kediktatoran,” ujarnya. (ant/dil/jpnn)

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) diminta menghadapi krisis Myanmar seperti Uni Eropa (EU) menghadapi krisis di Ukraina pascainvasi Rusia


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News