Myanmar Mulai Bebaskan Para Tapol

Myanmar Mulai Bebaskan Para Tapol
Myanmar Mulai Bebaskan Para Tapol
YANGON - Pemerintahan Presiden Thein Sein ingin membuktikan penerapan agenda reformasi di Myanmar. Menyusul penerbitan kebijakan politik populis, kemarin (13/1) pemerintah Myanmar membebaskan 651 tahanan. Sebagian besar di antaranya adalah tahanan politik (tapol). Pembebasan tahanan itu terjadi hanya selang sehari setelah pemerintah Myanmar meneken perjanjian damai dengan gerilyawan Suku Karen.

Sorak-sorai dan tepuk tangan pecah di halaman Penjara Thayet prison, sekitar 545 km utara Kota Yangon, saat rombongan pertama tahanan yang bebas bertemu dengan sanak-saudara mereka. Salah seorang yang mendapatkan sambutan paling hangat adalah Min Ko Naing. Pria yang diganjar hukuman 65 tahun penjara itu adalah pemimpin gerakan pelajar saat unjuk rasa demokrasi pada 1988 lalu.

Sebagian besar tahanan yang bebas kemarin tercatat sebagai anggota 88 Generation Students Group atau aktivis 1988. Namun, ada juga beberapa pemimpin suku minoritas yang pernah berusaha makar. Salah satunya adalah Khun Tun Oo, chairman Shan Nationalities League for Democracy. Dia sudah mendekam 93 tahun di penjara.

Sejumlah wartawan yang meliput peristiwa kerusuhan 1988 ikut dibebaskan. Juga, keluarga dan kerabat mendiang diktator Myanmar Ne Win. Mantan Perdana Menteri (PM) Khin Nyunt yang dijebloskan ke penjara setelah lengser dari posisinya pada 2004 pun mendapat amnesti. Kemarin, pria yang dihukum 44 tahun sebagai tahanan rumah itu tampak semringah.

YANGON - Pemerintahan Presiden Thein Sein ingin membuktikan penerapan agenda reformasi di Myanmar. Menyusul penerbitan kebijakan politik populis,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News