Nah, Ini Komunitas Ibu-ibu...Unik

Nah, Ini Komunitas Ibu-ibu...Unik
MENGGENDONG BAYI: Para anggota Komunitas Gendong Padang di sela-sela gathering di salah satu arena bermain anak di Padang, Minggu lalu. Foto: Mona/Padang Ekspres

Close enought to kiss bayi bisa dicium saat digendong, keep chin off the chest dagu bayi jangan sampai tertekuk ke arah dada dan support back berarti gendongan yang dipakai bisa menyangga punggung bayi.

Anggota Komunitas Gendongan lainnya, Anggi menceritakan, ia suka menggendong anak pertamanya dengan cara strechy wrap.

Alasannya karena tidak nyaman menggendong dengan posisi miring dan malas membawa stroller kalau bepergian.

“Pas tahu ada Komunitas Gendong, saya tertarik untuk bergabung biar lebih paham bagaimana menggendong yang baik. Dan ternyata ada plusnya bisa membangun bonding dengan anak lebih erat,” ungkapnya.

Dona yang juga anggota Komunitas Gendong memiliki anak berumur lima tahun. Saat ini sedang hamil kedua mengaku tertarik bergabung karena ingin tahu gendongan seperti apa yang baik dan nyaman untuk anak.

“Belajar dari pengalaman anak pertama saya dulu sempat menggunakan strechy wrap sekitar umur 8 bulanan, tapi anak saya nggak nyaman. Pengennya digendong tangan saja. Jadilah sehari-hari sukanya digendong, apalagi kalau lagi sakit maunya menyusu sambil digendong dan diayun-ayun, kebayang kan pegelnya,” terangnya.

Berbeda lagi, Sisi, anggota Komunitas Gendongan lainnya, sudah mulai menggendong anaknya ketika berumur 11 hari dengan posisi M Shape. Ia menggendong bergantian dengan suaminya.

“Anak saya Hanna lahir prematur dengan berat 1,1 kg, dan disarankan untuk digendong kanguru (perawatan metode kangguru /PMK) oleh dokternya sesering mungkin,” ucapnya.

Sekelompok perempuan mendirikan komunitas ibu penggendong bayi. Ide berawal dari keprihatinan saat melihat bayi-bayi yang lebih banyak berada di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News