Naik Bus

Oleh Dahlan Iskan

Naik Bus
Dahlan Iskan.

Di Turki jaringan bus antarkota lebih dominan. Dibanding kereta api. Ini karena jalan antar kotanya istimewa. Mirip jalan tol di kita. Mulus sekali. Dua jalur. Tidak padat.

Jalur Konya-Antalya misalnya. Tidak ada layanan kereta. Konya-Izmir yang begitu penting hanya ada satu kereta. Berangkat petang. Tiba pagi.

Jalur kereta yang populer hanya Istanbul-Ankara. Empat jam. Atau Ankara-Konya. Dua jam.

Untuk dua jalur itu saya pilih kereta. Terasa seperti di jalur Madrid-Barcelona dulu. Kereta Turki memang bikinan Spanyol. Kecepatannya 250/jam.

Menurut saya kecepatan seperti itu cukup untuk di Jawa. Surabaya-Jakarta 4 jam. Orang sudah sangat suka. Asal bisa segera.

Saya masih ingin ke Turki lagi. Ke pedalamannya yang di timur jauh: Adana. Yang dekat dengan Syiria. Yang dekat dengan Iran.

Turki tidak menutupi fakta: penduduknya 98 persen Islam. Tapi ideologinya sekuler. Sistem ekonominya neolib.

Mal-mal ya besar. Tetapi kesenjangan kaya-miskinnya tidak terlihat di mata. Tidak ada kaki lima. Tidak ada perkampungan kumuh yang mencolok mata. Tidak ada becak. Atau ojek.

Turki tidak menutupi fakta: penduduknya 98 persen Islam. Tapi ideologinya sekuler. Sistem ekonominya neolib.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News