Naik Bus

Oleh Dahlan Iskan

Naik Bus
Dahlan Iskan.

Beda sekali di Turki. Di terminal bus Konya, misalnya, ruang toiletnya sangat sangat besar. Lapang. Longgar. Bersih.

Saya hitung wastafelnya saja 20 buah. Anda bisa pipis di lima urinoir sekaligus. Tanpa mengganggu orang. Demikian juga untuk yang wanita.

Di kota Afyon terminalnya lebih baru. Kafenya sangat besar. Meja-meja ya ditata seperti di restoran di hotel.

Demikian juga tempat penjualan oleh-olehnya. Di Afyon toiletnya tidak gratis. Satu Lira. Sekitar Rp 2.500.

Namun, bersihnya seperti hotel bintang empat. Diberi tisu basah pula. Kalau mau, tangan kita bisa diusapi parfum. Saya tidak mau.

Sepanjang perjalanan itu saya tidak tidur. Dari Konya ke Afyon. Empat jam. Atau dari Afyon ke Antalya. Enam jam. Ingin terus memperhatikan lingkungan.

Afyon itu kota di pegunungan. Ketinggiannya sekitar 700 meter. Beberapa bagian kota mencapai 1000 meter.

Saya keliling ke perumahan-perumahannya. Ingin memperbandingkan perumahan dari satu kota ke lainnya. Saya ingin sistem perumahan di Turki jadi model.

Turki tidak menutupi fakta: penduduknya 98 persen Islam. Tapi ideologinya sekuler. Sistem ekonominya neolib.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News