Naoto Kan Mundur saat Musim Gugur

Dinilai Gagal Tangani Krisis, Nyaris Terjungkal

Naoto Kan Mundur saat Musim Gugur
Naoto Kan Mundur saat Musim Gugur
TOKYO - Krisis nuklir di Jepang benar-benar memukul pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan. Karena dinilai gagal dalam penanganan bencana gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret lalu, yang berbuntut krisis nuklir berlarut-larut, pemimpin Partai Demokratik Jepang (DPJ) itu nyaris terjungkal di parlemen kemarin (2/6).

Untungnya, Kan berhasil lolos atau selamat dari mosi tidak percaya di parlemen yang dilancarkan oposisi. Berkat manuver kubu politikus 64 tahun itu, mosi tidak percaya dapat digagalkan. Sebanyak 293 suara menolak, dan hanya 152 suara anggota parlemen yang mendukung Kan lengser.

Sebelum mosi itu diperdebatkan di parlemen kemarin, Kan telah menyatakan kepada partainya bahwa dirinya siap mengundurkan diri jika krisis nuklir pasca bencana tersebut mulai terkontrol. Bahkan, dia harus menghadapi tekanan dari figur-figur penting di internal partainya.

Lantas, Kan menawarkan diri untuk mundur pada musim gugur (September) mendatang. Lewat penawaran tersebut, mantan menteri keuangan Jepang itu berupaya membeli waktu agar dapat mempersiapkan anggaran ekstra untuk mendanai pembangunan kembali Jepang pasca gempa dan tsunami. Meskipun tidak menyelesaikan krisis politik dan kebijakan di Jepang, tawaran Kan mampu mengendurkan ancaman dari para pembangkang di partainya pada menit-menit terakhir.

TOKYO - Krisis nuklir di Jepang benar-benar memukul pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan. Karena dinilai gagal dalam penanganan bencana gempa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News