Napoleon

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Napoleon
Gelandang serang Prancis Paul Pogba berusaha melewati pilar Jerman Toni Kroos. Foto: AP

Dalam persoalan-persoalan sipil, Napoleon mempunyai pengaruh yang besar dan lama dengan membawa pembaruan liberal ke negara-negara yang dia taklukkan, terutama di Swiss, Italia, sampai ke Jerman. Sistem hukum yang diperkenalkan Napoleon diterapkan hampir di seluruh dunia sampai sekarang.

Napoleon meninggal pada 1812 di pengasingannya di Pulau St Helena di dekat Samudera Atlantik. Pasukannya dilucuti dan Napoleon dikucilkan. Sang Kaisar meninggal dalam kesunyian dan kesendirian.

Dua jenderal besar itu tidak saling bertemu karena hidup dalam masa yang berbeda. Ambisi berkuasa Napoleon yang berkobar-kobar akhirnya memakan korban dengan kehancuran Prancis.

Demikian halnya dengan Hitler. Ambisinya membangun kekuasaan Eropa di atas keunggulan ras bangsa Arya membawa kehancuran Eropa.

Napoleon dianggap sebagai penguasa despotik yang otoriter. Hitler juga dikenal kejam dan otoriter dan dianggap sebagai penjahat perang terbesar di dunia.

Napoleon dan Hitler tidak akan pernah hidup lagi. Namun, legasi mereka, mau tidak mau, telah menjadikan Prancis dan Jerman sebagai kekuatan besar di Eropa.

Kekalahan Jerman dalam pertandingan pembuka di kandang sendiri Stadion Allianz Arena terasa tragis karena satu gol yang tercipta adalah gol bunuh diri pemain belakang Matt Hummels.

Sepanjang pertandingan pemain-pemain belakang Jerman diteror oleh pemain-pemain depan Prancis.

Menghadapi Prancis, taktik Jerman tidak berjalan dengan baik. Tank-tank Jerman yang menjadi andalan ternyata sudah makin uzur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News