Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya

Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya
Fransiskus Xaverius Ong (45), Margareth Yentin Liana SE (43), Raffael Fransiskus (18), Kathlyn Fransiskus (11). Foto: Istimewa

Di sekitar lokasi ada ratusan karung berisi tanah liat. Ada yang sudah diolah. Ada juga yang dijemur. Termasuk yang sudah dijemur dan siap diolah.

Sementara itu, lokasi galian tanah liat untuk usaha itu berada sekitar 800 meter dari areal pabrik. Masuk lebih jauh ke kawasan hutan. Untuk mencapai tempat itu, belum ada akses jalan langsung.

Masih harus melalui pemukiman warga. Tapi kondisi jalan sudah baik, karena berupa cor beton. “Untuk mengeluarkan tanah dari tambang tersebut, diangkut dengan ojek,” beber Medi.

Dia masih ingat awal berdirinya tempat pengolahan tanah liat itu. Pertengahan 2017, Budi (orang kepercayaan Frans) datang ke rumahnya. Kedatangan Budi bersama Ilham, salah seorang pekerja tambang. Tujuan mereka untuk membuat tambang galian tanah untuk bahan dasar keramik dan pupuk. Juga menjelaskan seputar rencana pendirian tempat usaha pengolahan tanah liat itu.

“Kami tidak ada masalah dan menyambut baik rencana itu karena akan membantu masyarakat di sini. Menambah income warga,” jelasnya. Frans lalu membeli 0,5 hektare lahan tambang itu. Izin usaha galian C pun diproses sejak September 2017, baru keluar April 2018.

Medi menyebut, Frans jarang datang ke tempat usahanya itu. Seingatnya, waktu survei lokasi, lalu saat menawar sewa tanah untuk tempat pengolahan tanah liat. “Lokasi pabrik ini lahannya masih berstatus sewa. Kontraknya enam bulan. Pemilik tanah ini Suhardi,” tuturnya.

Untuk mesin pabrik, baru didatangkan sekitar dua bulan lalu. “Waktu itu Pak Frans telepon. Lagi di mana Pak Kades. Barang (mesin) masuk ke lokasi. Tolong dibantu,” kata Medi menirukan permintaan Frans ketika itu. Sampai saat ini, sekitar 2.000 karung ukuran 20 kg sudah keluar dari tambang ke pabrik pengolahan.

Selain karyawan inti dari Palembang seperti Budi, Nanang, dan Ujang/Rizal, ada juga buruh gali. Sekaligus pekerja pabrik. Jumlahnya delapan orang. Kemudian buruh angkut (ojek motor) lima orang. Untuk buruh gali dan pabrik diupah Rp100 ribu per hari. Sedang buruh angkut dibayar Rp1.000 per karung.

Fransiskus Xaverius Ong alias Frans yang menembak kepala sendiri dan anak istrinya, meninggalkan sejumlah bisnis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News