Nasib Guru Honorer, Rocky Gerung Membandingkan Jokowi dengan Hirohito

Hasilnya, lanjut Rocky, Jepang mampu new normal 20 tahun kemudian.
Dua dekade setelah Herosima Nagasaki hancur, puing-puingnya masih di situ tetapi Jepang sudah tumbuh sebagai negara yang memiliki teknologi mutakhir, dan infrastruktur berkembang pesat.
Bagaimana dengan Indonesia? Rocky mengulik kejadian akhir Oktober 2018. Di mana ribuan guru honorer demo beberapa hari depan Istana Negara.
Namun, tidak ada pejabat istana yang datang menemui mereka. Presiden Jokowi juga tidak menemui para pengunjuk rasa.
“Saya membayangkan, mungkin pada saat itu presiden bertanya kepada kepala staf ada berapa guru yang sedang demo di depan istana. Dilaporkan misalnya 2000 guru. Jawaban Jokowi, kalau begitu kita jangan keluar," ucapnya.
"Bayangkan, Kaisar Hirohito bertanya berapa guru yang tersisa agar dia bisa membangun Jepang. Presiden Jokowi malah takut keluar menemui guru. Takut keluar menemui akal pikiran. Takut keluar menemui pemuka-pemuka pendidikan," lanjutnya.
Jadi, kata Rocky, dari awal sudah terlihat soal pendidikan tidak dimengerti Jokowi.
Guru demo depan istana tidak direpons. Mungkin, kata Rocky, Presiden berpikir lebih penting staf khusus milenial daripada guru.
Masalah nasib guru honorer, Rocky Gerung membandingkan sikap Presiden Jokowi dengan Kaisar Hirohito.
- KPK Ingatkan Guru & Dosen: Gratifikasi Bukan Rezeki
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- Motor Bu Guru Korban Begal di Bangkalan Sudah Kembali, Ada yang Terharu
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu