Natal Pure

Natal Pure
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di masa nan silam gadis menjaga keperawanan adalah keniscayaan. Akan tetapi, kian modern kian luntur ajaran itu. Lalu kebablasan.

Saat ini, Anda sudah tahu, satu di antara empat anak yang lahir di Amerika tidak ketahuan siapa bapaknya.

Gereja pun risau. Terutama gereja yang sangat kanan.

Maka pada 2000 mulai ada pemikiran untuk mengembalikan ajaran menjaga keperawanan itu. Promotornya seorang pendeta di Colorado Spring, di selatan kota Denver: Randy Wilson. Bersama istrinya, Lisa Wilson.

Randy terus berkampanye pentingnya Purity Ball. Lalu menjadi gerakan. Meluas.

Anak-anak gadis mulai diajari dansa ballroom ketika usia 9 atau 10 tahun. Mereka harus siap untuk suatu saat menghadiri Purity Ball.

Tidak ada ketentuan dari Randy harus umur berapa seorang gadis menjalani upacara Purity Ball. Ada yang umur 15 tahun. Ada juga yang 13 tahun, bahkan 11 tahun.

Gerakan Purity Ball ini lantas berkembang menjadi Purity Culture. Keluarga Kristen harus hidup secara agama yang murni. Termasuk jangan sampai suami-istri bercerai.

Saat ini, satu di antara empat anak yang lahir di Amerika tidak ketahuan siapa bapaknya. Gereja pun risau. Terutama gereja yang sangat kanan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News