Nelayan di Karawang Menunggu Kompensasi

Nelayan di Karawang Menunggu Kompensasi
Kapal nelayan hanya bersandar karena tidak bisa melaut akibat minyak tumpah. Foto: Radar Karawang

jpnn.com, KARAWANG - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Hendro Subroto mengatakan, dari data yang terkumpul, ada sekitar 7.782 nelayan terdampak tidak melaut selama terjadinya peristiwa tumpahan minyak milik PT Pertamina.

Sebanyak 1.689 perahu berbagai ukuran terbengkalai di 11 muara sungai. “Hasil pendataan tim khusus ada 7.782 nelayan baik juragan kapal berikut anak buah kapal yang mengangagur akibat adanya tumpahan minyak,” kata Hendro.

Sementara, mayoritas warga Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, Karawang, memang berprofesi sebagai nelayan. Namun, apa jadinya jika mereka tidak bisa lagi melaut akibat pencemaran minyak. Padahal, sejak kecil mereka sudah dibawa orang tuanya melaut karena jarang bersekolah hingga bangku kuliah.

Risban (53), seorang nelayan mengatakan, kesehariannya mencari ikan untuk menafkahi istri dan kelima anaknya. Meski penuh bahaya semisal badai, itu tidak jadi soal. Dia mengaku sejak umur 12 tahun sudah mulai diajak mencari ikan oleh orang tuanya.

“Saya dari kecil sudah dibawa nyari ikan, soalnya dulu orang sini jarang yang sekolah. Makanya kegiatannya nyari ikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Ribuan Personel Dikerahkan untuk Bantu Menanggani Tumpahan Minyak di Karawang

Ia melanjutkan, kebiasaan warga Sungaibuntu, jika mencari ikan maupun udang tidak sampai satu hari atau berhari-hari. Melainkan berangkat subuh pulang pukul dua siang. Ada juga yang berangkat malam pulang pagi.

“Kami bawa peralatan masak, soalnya kalau bawa langsung jadi di rumah kurang nikmat, soalnya keburu dingin. Dan kalau makan pasti pakai ikan, kalau tanpa ikan itu kurang enak,” katanya.

Ada sekitar 7.782 nelayan di Kabupaten Karawang yang terdampak tidak melaut selama terjadinya peristiwa tumpahan minyak milik PT Pertamina.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News