Ngeri... Di Atas Jam 21.00 Surabaya Rawan Begal

Ngeri... Di Atas Jam 21.00 Surabaya Rawan Begal
Ilustrasi. FOTO: pixabay

jpnn.com - SURABAYA – Bandit jalanan semakin liar. Mereka seolah menunjukkan diri tak takut dengan polisi. Bahkan, akhir-akhir ini penjambret dan begal sering beraksi. Rata-rata mereka memilih waktu malam. 

Data Satreskrim Polrestabes Surabaya menunjukkan, aksi kejahatan jalanan sering terjadi di atas pukul 21.00. Lalu lintas yang sepi menjadi celah bagi penjahat untuk melancarkan aksinya. 

Tempat favorit mereka adalah jalan lurus yang minim penerangan. Sebab, kesempatan mereka kabur lebih besar. ”Beberapa jalan di pusat kota juga masih gelap,” ucap Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete kemarin (20/4). 

Polisi dengan dua melati di pundak itu tidak menampik bahwa wilayah operasi begal kini bergeser ke pusat kota Dulu mereka memilih Surabaya Timur untuk mencari sasaran. Salah satunya di MERR. Kini, di kawasan MERR, polisi sudah mendirikan pos penjagaan. 

Lantaran ruang geraknya dipersempit, penjahat jalanan tersebut merambah pusat kota. Mereka tidak memilih jalan-jalan protokol, melainkan jalan-jalan kecil. 

Salah satu contohnya Jalan W.R.Supratman. Jalan itu bisa dikatakan sebagai jalur alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh masyarakat. 

Itu juga yang dilakukan Wilson Tunggul Hamonangan yang menjadi korban penjambretan dua hari lalu yang tewas bersama anaknya, Sonia Tiofabni Pasaribu. Mereka tewas lantaran berusaha mengejar pelaku begal.

Setiap menjemput putrinya kerja, di AJBS menuju rumahnya di Jalan Kalibutuh, Wilson memilih lewat Jalan W.R. Supratman. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News