Ngobras sampai Ngompol, Bamsoet - Anang Hermansyah Bahas Pembenahan Demokrasi

Ngobras sampai Ngompol, Bamsoet - Anang Hermansyah Bahas Pembenahan Demokrasi
Bamsoet dalam podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama musisi yang juga politisi Anang Hermansyah di Jakarta, Rabu (11/8). Foto: humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan untuk membenahi berbagai persoalan di Indonesia harus dimulai dengan pembenahan partai politik (parpol) sebagai hulunya demokrasi.

Dia menyebut semakin kuat dan sehatnya kondisi parpol, makin memudahkan terwujudnya hilir demokrasi berupa kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebab, di negara demokrasi, parpol memiliki peran sangat menentukan arah kebijakan negara, baik di legislatif (DPR/DPRD), eksekutif, hingga di tingkat yudikatif.

"Sebagai tulang punggung demokrasi, partai politik menjadi titik pangkal paling penting bagi proses terciptanya penyelenggaraan negara yang baik," ujar Bamsoet dalam podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama musisi yang juga politisi Anang Hermansyah di Jakarta, Rabu (11/8).

Bamsoet menjelaskan hal itu setidaknya tercermin dalam lima fungsi parpol, yaitu artikulasi, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, rekrutmen politik, dan komunikasi politik. Itu sebabnya demokrasi tidak akan bermakna apa-apa tanpa partai politik.

Mantan ketua Komisi III DPR itu menjelaskan, sebagai artis/musisi yang juga pernah terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota DPR RI, Anang Hermansyah merasakan bagaimana pahit manisnya perpolitikan tanah air.

Menurut Bamsoet, politik berbiaya tinggi sebagai akibat diterapkannya sistem kontestasi politik secara terbuka, membuat para politisi terjebak dalam lingkaran setan money politic yang tidak jarang berakhir pada kasus korupsi.

Itu sebabnya dia tidak heran jika di masyarakat mulai ada wacana mengembalikan sistem Pilkada secara tidak langsung melalui DPRD maupun penggunaan sistem campuran dalam pemilihan anggota parlemen, sebagaimana yang diterapkan di Jerman dan Selandia Baru.

"Usulan ini sebagai ikhtiar memperbaiki kondisi bangsa. Demokrasi bukan semata one man one vote, namun yang terpenting adanya asas keterwakilan rakyat dalam sistem penyelenggaraan negara, baik secara langsung maupun tidak langsung," ucap mantan ketua DPR itu.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama Anang Hermansyah membahas persoalan demokrasi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News