Nikah Dini, 100 Pelajar Tak Ikut Unas

Nikah Dini, 100 Pelajar Tak Ikut Unas
Nikah Dini, 100 Pelajar Tak Ikut Unas
BENGKULU - Lebih dari 100 pelajar SMP yang tersebar di berbagai kabupaten/kota batal mengikuti Ujian Nasional (Unas) tingkat SMP/MTs karena melakukan pernikahan dini. Dari data yang berhasil dihimpun, sedikitnya 509 siswa batal Mengikuti Unas dengan berbagai alasan, paling banyak karena drop out (DO). Nah, yang DO inilah sebagian besar karena sudah menikah. Di Bengkulu Tengah saja, misalnya, terdapat 30 pelajar yang batal ikut Unas karena pernikahan dini. Puluhan lainnya juga menikah dini di Kaur, Seluma, Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan.

Siswa yang terdaftar tapi batal ikut Unas itu rinciannya 65 orang di Kota Bengkulu (1 sakit dan 64 DO), 38 orang di Kabupaten Seluma (menikah dan DO), 132 orang di Rejang Lebong (127 DO dan 5 orang dibatalkan), 25 orang di Lebong (DO), 48 orang di Kaur (DO, menikah dan tak dapat nomor), 54 orang di Mukomuko (52 tanpa keterangan dan 2 orang sakit), 47 orang di Bengkulu Utara (2 orang sakit dan 45 tanpa keterangan), 54 orang di Bengkulu Tengah (30 orang menikah, 5 tanpa keterangan dan 19 sakit) dan 46 orang di Bengkulu Selatan (semua DO).

Kadis Pendidikan (Kadispendik) Seluma Mulyadi Usman dan Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Herman Bakti mengatakan 38 siswa yang batal ikut Unas tersebut sudah drop out (DO). Alasan berhenti bermacam-macam, sebagian besar karena memang sudah menikah. "Sebagian besar siswa yang sudah berhenti tersebut memang sudah menikah. Memang ada yang berhenti dengan alasan lain, tapi hanya segelintir saja," ungkap Herman Bakti.

Dikatakan, 38 siswa yang sudah DO tersebut sudah dipastikan tidak lulus. Lagi pula, lanjut dia, untuk tahun ini tidak ada unas ulangan atau unas susulan. 38 siswa ini tersebar di sejumlah sekolah. "Sebanyak 38 siswa tersebut sudah berhenti sekitar dua hingga empat bulan yang lalu. Saat mereka berhenti, mereka sebenarnya sudah tercatat sebagai peserta unas. Memang sangat disayangkan keluar sekolah saat menjelang unas. Namun, pihak sekolah juga tidak bisa memaksakan," urai Herman Bakti.

BENGKULU - Lebih dari 100 pelajar SMP yang tersebar di berbagai kabupaten/kota batal mengikuti Ujian Nasional (Unas) tingkat SMP/MTs karena melakukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News