Nikmati Luar Angkasa, Dibanderol Rp 42 Juta
Jumat, 14 November 2008 – 13:15 WIB

Foto : REUTERS
BORDEAUX - Perkembangan teknologi luar angkasa Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat (AS) membuat Eropa tergerak untuk segera menyusul. Mereka berniat mengembangkan teknologi luar angkasanya dengan menggalang dana dari masyarakat. Langkah itu diyakini cukup ampuh untuk membiayai proyek fantastis tersebut dalam situasi krisis global. Sejatinya, merasakan tak punya berat badan bisa dilakukan tanpa harus pergi ke luar angkasa. Itu bisa dirasakan sejak bertahun-tahun lalu dengan menggunakan Vomit Comet milik Badan Antariksa AS (NASA). Selama ini, Vomit Comet juga dipakai untuk melatih para astronot AS. Pernah pula Vomit Comet digunakan dalam film Apollo 13. Kini penggunaannya diperluas untuk tujuan penelitian dan mempersiapkan berbagai peralatan yang akan dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Eropa sadar bahwa dana yang diperlukan sangat besar. Nah, untuk menutup besarnya biaya, mereka berniat menjual pengalaman baru itu. Mereka menawarkan pengalaman perjalanan wisata ke luar angkasa. Cukup menyediakan EUR 3.000 (setara Rp 42 juta) untuk menikmati penerbangan tanpa berat badan selama 22 detik tersebut, dengan total lama penerbangan sebelas menit.
Baca Juga:
Pengalaman melayang di luar angkasa meski kurang dari semenit itu tentu sangat menantang. Kelak, seluruh hasilnya digunakan untuk mendanai proyek penelitian ilmiah tersebut.
Baca Juga:
BORDEAUX - Perkembangan teknologi luar angkasa Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat (AS) membuat Eropa tergerak untuk segera menyusul. Mereka berniat
BERITA TERKAIT
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN