Nizar: Jokowi Tak Seharusnya Ucapkan Sontoloyo dan Genderuwo
jpnn.com, JAKARTA - Juru Kampanye Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Moh Nizar Zahro menilai Presiden Joko Widodo sudah tidak mampu mengontrol tutur kata, dengan memunculkan istilah politikus sontoloyo dan politik genderuwo.
Menurutnya, Jokowi selain sebagai capres juga menjabat sebagai kepala negara yang semestinya tidak terbawa arus panasnya persaingan pilpres.
"Suhu politik boleh memanas, tapi emosional dan keteladanan seorang kepala negara wajib tetap terjaga," kata Nizar, Minggu.
Politikus DPR ini menilai meluncurnya kata-kata kurang pantas yang disampaikan di depan publik, menunjukkan Jokowi sedang panik terkait pencapresannya.
"Seseorang yang panik biasanya sudah tidak mampu lagi mengontrol omongannya. Emosi lebih menguasai daripada daya nalarnya," sebut legislator asal Madura ini.
Dia menambahkan, semestinya Jokowi belajar dari tiga gelombang Pilkada yang sudah digelar. Meskipun menghadapi kompetisi politik yang memanas, para gubernur, bupati, dan wali kota, tetap mampu mengontrol kata-katanya.
"Karena mereka sadar bahwa mereka adalah pemimpin yang harus tetap memberikan keteladanan kepada rakyatnya," tandas Nizar. (fat/jpnn)
Jokowi selain sebagai capres juga menjabat sebagai kepala negara yang semestinya tidak terbawa arus panasnya persaingan pilpres.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- 4 Menteri Jokowi Ini Dihadirkan pada Sidang PHPU Pilpres di MK? Tunggu Saja
- Didampingi Mentan Amran Kunjungi Panen Padi di Sigi, Jokowi: Bagus
- Timnas AMIN Seret 8 Menteri Jokowi ke Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2024
- PSI Mengeklaim Warga Jakarta Butuh Gubernur seperti Jokowi
- PSI Munculkan Nama Kaesang dan Grace Natalie Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta
- Respons Pak Ari soal Isu Jokowi Menyodorkan Pratikno Masuk Kabinet Prabowo