Noerdin

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Noerdin
Alex Noerdin. Foto: Ricardo/JPNN.com

Pepatah China mengatakan, pohon besar ditebang monyet-monyet berhamburan. Pohon besar Golkar kelihatannya sedang kena goyangan besar dan sedang terancam kena tebang.

September lalu Aziz Syamsuddin, wakil ketua DPR yang juga wakil ketua umum Partai Golkar, ditangkap KPK. Dalam waktu tiga bulan Golkar kena hattrick tiga elitenya ditangkap karena korupsi.

Hari-hari ini, Airlangga Hartarto ketua umum Golkar yang juga menteri koordinator ekonomi, menjadi sorotan publik, karena namanya muncul dalam laporan ‘’Pandora Papers’’ bersama menteri koordinator maritim dan investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

Laporan itu berisi daftar kepala negara, elite politik, dan selebritas internasional, yang diduga melakukan penyelewengan dan penggelapan pajak, dengan membuat perusahaan cangkang di negara bebas pajak. Praktik haram ini dibongkar oleh tim jurnalis investigasi internasional yang berpusat di Washington.

Di antara nama-nama elite yang muncul terdapat Presiden Vladimir Putin dari Rusia, keluarga Raja Abdullah dari Jordania, mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, dan sejumlah selebritas internasional.

Laporan ini menimbulkan heboh internasional. Pemerintah Amerika Serikat bertindak cepat dengan memeriksa sejumlah orang yang termuat dalam daftar Pandora Papers.

Di Indonesia muncul kehebohan sebentar, tetapi kemudian sepi lagi. Tidak ada tindakan serius yang dilakukan oleh pemerintah terhadap laporan ini.

Sebelum heboh Pandora Papers sudah muncul laporan serupa yang disebut sebagai ‘’Panama Papers’’ pada 2019. Sama dengan Pandora Papers, laporan Panama memuat sejumlah elite global yang diduga menyimpan uang di luar negeri dan melakukan penyelewengan pajak.

Alex Noerdin yang selama ini dianggap sebagai salah satu orang kuat Golkar di daerah, akhirnya ambruk ditebang kasus koropsi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News