Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali

Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali
Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali
Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali
Ayok seorang pelatih selancar dan pemilik usaha guesthouse keluarga di Canggu.

Nat Kassel

Penduduk setempat

I Gede Arya Eka Wira Dharma - dikenal sebagai Ayok - seorang pelatih selancar berusia 24 tahun yang keluarganya tinggal di Canggu selama beberapa generasi.

Bagi dia dan ayahnya yang petani dan nelayan, perkembangan di wilayah Canggu mengkhawatirkan.

"Saya sangat khawatir, karena saya lahir tahun 1994 dan tahu bagaimana Canggu telah berubah sepanjang hidup saya," kata Ayok.

"Dengan banyaknya orang datang, akan berdampak baik dan buruk," katanya.

"Jika mereka mendukung usaha lokal, itu yang terbaik. Tapi sebagian besar bisnis di sini dimiliki oleh orang Barat," ujar Ayok.

Micahel Craig sependapat. "Ada pembangunan yang tidak terkendali di sini," katanya.

Dia beralasan bahwa meski ruang kerja bersama membawa orang-orang baru, namun bukan berarti mendatangkan lebih banyak orang ke Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News