Nonmuslim Sekolah di Lembaga Pendidikan Islam

Nonmuslim Sekolah di Lembaga Pendidikan Islam
Ustad Deden Zainal Abdin di pintu masuk Pesantren Cinta Al Qur’an, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Jumat (18/5). Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

Di tahun yang sama, Deden menikah dengan teman sekampusnya, yaitu Siti Farida. Sang istri adalah warga asli Desa Sitiarjo.

Pernikahan itu membuka jalan bagi Deden untuk berdakwah lebih luas di Desa Sitiarjo.

”Mertua memberikan tanah wakaf untuk didirikan pesantren,” ujar dia.

Meski menggunakan nama Pesantren Cinta Al Qur’an, Deden memilih untuk tidak membesarkan pondokan lebih dulu. Yang dia lakukan pertama adalah membuka KB-TK pada 2011. ”Ketika kami buka, responsnya bagus,” kata dia.

Tak lama, ketika siswa KB-TK angkatan pertamanya lulus, Deden langsung membuka SD Anak Sholeh. ”Total, saat ini ada 122 siswa yang belajar di sekolah kami,” ujar dia.

Rinciannya, ada 20 siswa KB, 26 siswa TK A, dan 25 siswa TK B. Lalu, ada 26 siswa SD kelas I dan 25 siswa SD kelas II.

”Untuk tahun ajaran 2018/2019 ini sudah ada yang inden 38 siswa untuk SD dan 31 siswa untuk KB,” kata bapak satu anak ini.

Lantas, dari mana Deden punya dana untuk membangun pesantren ini? ”Sebagian besar berasal dari donatur. Sifatnya pinjaman dan sudah kami lunasi 2012 lalu,” ujar dia.

Meski menjadi satu-satunya lembaga pendidikan Islam di Desa Sitiarjo, Deden tidak pernah berkonflik dengan warga. Bahkan warga nonmuslim bersekolah di tempatnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News