Nyaman Banar

Oleh Dahlan Iskan

Nyaman Banar
Foto: disway.id

Genaplah khotbah itu lima menit. Doa di khotbah keduanya pendek saja. 

Kami pun mengakhiri acara hari itu dengan sungkeman. Mula-mula para istri sungkem ke suami mereka. Untuk minta maaf. Lalu cucu-cucu ke kakek-nenek dan ke orang tua mereka.

Lalu gantian.

Para suami sungkem ke para istri. Jelas: para suami pun banyak juga berdosa kepada istri.

Lahir batin.

Skornya menjadi 0-0.

Selesai.

Ups... belum. Anak, menantu dan cucu saya berhambur ke asisten rumah tangga. Merangkul mereka. Lama. Minta maaf ke asisten itu. Terdengar isak sedu.

unia bisnis telah membuat saya tidak dikenal di dunia dakwah. Saya sudah dianggap 'binatang ekonomi'. Sudah disamakan dengan suku Tionghoa atau Yahudi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News