Obat ini Diklaim Menurunkan Risiko Kematian Akibat COVID-19, Faktanya Begini

Obat ini Diklaim Menurunkan Risiko Kematian Akibat COVID-19, Faktanya Begini
Pil antivirus COVID-19 eksperimental, molnupiravir, yang sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang dirilis oleh Merck & Co Inc dan diperoleh Reuters pada 17 Mei 2021. (ANTARA/Merck & Co Inc/HO via Reuters/as)

Yaitu, casirivimab dan imdevimab, penghambat reseptor interleukin 6 (IL-6 receptor blockers) yaitu tocilizumab atau sarilumab dan kortikosteroid.

Dari sisi cara kerja, pil dirancang untuk memblokir virus agar tidak bereplikasi.

Molnupiravir menipu virus corona agar menggunakan obat untuk mencoba mereplikasi materi genetik virus.

Setelah proses itu berlangsung, obat akan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik.

"Jika Anda membuat cukup banyak kesalahan atau Anda membuat kesalahan di bagian yang benar-benar kritis, virus tidak dapat mereplikasi," ujar wakil presiden penelitian vaksin dan penyakit menular dari Merck, Daria Hazuda.

Pil perlu diminum segera setelah seseorang menunjukkan gejala COVID-19 yakni saat virus bereplikasi dengan cepat dan sistem kekebalan belum memasang pertahanan.

Dalam uji coba, sukarelawan harus menunjukkan gejala dalam lima hari terakhir.

Terkait efek samping, studi memperlihatkan tidak ada yang serius di antara para sukarelawan dalam uji klinis Molnupiravir.

Obat yang diproduksi perusahaan farmasi asal Amerika Serikat ini diklaim menurunkan risiko kematian akibat COVID-19, faktanya seperti ini.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News