Obat ini Diklaim Menurunkan Risiko Kematian Akibat COVID-19, Faktanya Begini

Obat ini Diklaim Menurunkan Risiko Kematian Akibat COVID-19, Faktanya Begini
Pil antivirus COVID-19 eksperimental, molnupiravir, yang sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang dirilis oleh Merck & Co Inc dan diperoleh Reuters pada 17 Mei 2021. (ANTARA/Merck & Co Inc/HO via Reuters/as)

Peneliti mencatat efek samping umumnya ringan seperti sakit kepala dan ini sulit dibedakan apakah akibat COVID-19 atau bukan.


Siapa yang akan dapatkan pil ini?

Berbekal hasil uji klinik fase 3, pihak Merck berencana mencari otorisasi darurat dari BPOM Amerika Serikat (FDA) untuk bisa segera digunakan warga Amerika.

Bila semua proses berjalan lancar, regulator bisa mengesahkan obat tersebut sebelum akhir tahun ini.

Kepala penasihat medis untuk Presiden Amerika Serikat Dr. Anthony S. Fauci mengatakan tidak dapat memberikan batas waktu tertentu untuk persetujuan.

"FDA akan melihat data dan dengan cara yang sangat efisien dan efektif akan memeriksa data secepat mungkin," tutur dia.

Bila disetujui, maka pil hanya ditujukan untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat rumah sakit.

Uji klinis fase 3 hanya melibatkan mereka yang belum divaksinasi karena dianggap berisiko tinggi terkena COVID-19 seperti halnya lansia atau orang dengan kondisi medis seperti diabetes atau penyakit jantung.

Obat yang diproduksi perusahaan farmasi asal Amerika Serikat ini diklaim menurunkan risiko kematian akibat COVID-19, faktanya seperti ini.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News