Ogah Jadi Cewek Komersil

Ogah Jadi Cewek Komersil
Ogah Jadi Cewek Komersil
BAYARAN menjadi pertimbangan utama sejumlah artis dalam menerima pekerjaan. Happy Salma pun pernah melakukannya. Tetapi karena merasa tertekan, dia tak lagi mau mengiyakan sebuah tawaran hanya karena diiming-imingi bayaran tinggi. Gadis kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 itu mengungkapkan, beberapa tahun lalu dia pernah menerima tawaran film karena bayarannya tinggi. Dia tidak peduli dengan jalan cerita, ataupun peran yang dimainkannya. Hasilnya, dia setengah hati melakoninya.

"Pernah saya syuting dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Saya tertekan karena tujuannya hanya komersil. Kalau benar-benar dari hati, saya melakukannya dengan senang hati," ungkapnya di sela-sela syukuran film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita di Studio Sakti, Pancoran, Jakarta Selatan, kemarin.

Sejak itu, aktris yang terlibat dalam pementasan teater Nyai Ontosoroh itu tak mau lagi menjadikan bayaran sebagai pertimbangan utamanya dalam menerima film atau sinetron. Kekuatan cerita, peran yang dimainkan, dan tim yang memproduksi film atau sinetron yang menjadi bahan pertimbangannya.

"Sekarang saya lebih kerja pintar. Meski bayarannya nggak tinggi, tapi kalau saya lihat spiritnya, ceritanya, dan timnya solid, saya mau menerima akting," terang aktris yang tengah menyiapkan novel ketiganya bertajuk Hanya Salju dan Pisau Batu itu. (eos)

BAYARAN menjadi pertimbangan utama sejumlah artis dalam menerima pekerjaan. Happy Salma pun pernah melakukannya. Tetapi karena merasa tertekan, dia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News