Oman Fathurahman, Peneliti Manuskrip Kuno Islam Pertama di Indonesia

Terpincut Naskah Keramat, Ternyata Catatan Utang Raja

Oman Fathurahman, Peneliti Manuskrip Kuno Islam Pertama di Indonesia
Oman Fathurahman, Peneliti Manuskrip Kuno Islam Pertama di Indonesia
 

Tapi, secara teknis, Oman dan para mahasiswa serta pemerhati filologi yang tergabung dalam Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara) memiliki semacam kode etik dalam meneliti manuskrip kuno. "Aturan tegas, antara lain, tidak boleh membawa pulang manuskrip kuno itu," tegas pria yang pernah nyantri di Ponpes Cipasung, Tasikmalaya, tersebut.

 

Oman menyebut aturan itu dengan istilah search and save. "Mencari dan menyelamatkan," katanya. Caranya, mencari masyarakat yang menyimpan manuskrip-manuskrip kuno. Sampai saat ini, fokus garapan Oman lebih dominan pada manuskrip agama Islam dari Melayu.

 

Setelah berhasil didapatkan, manuskrip itu difoto. Selanjutnya, naskah asli dibersihkan dan dimasukkan amplop, kemudian dikembalikan kepada pemiliknya. Manuskrip itu tidak sampai dibawa ke luar rumah sang pemilik. Yang dibawa ke Jakarta hanya hasil jepretannya. "Hasil jepretan itu sekaligus menjadi kunci proses digitalisasi manuskrip kuno," paparnya.

 

Selama menelusuri daerah-daerah di Indonesia yang kental dengan budaya Melayu untuk mencari manuskrip kuno, Oman menjumpai beragam pengalaman. Mulai dicurigai sebagai mata-mata luar negeri hingga kolektor gelap manuskrip kuno.

Tak banyak ahli filologi (ilmu yang mempelajari manuskrip kuno) spesialis agama Islam. Orang Indonesia pertama yang menekuninya adalah Oman Fathurahman,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News