Omongan Setnov soal Puan Jangan Dibiarkan Menggantung

Omongan Setnov soal Puan Jangan Dibiarkan Menggantung
Puan Maharani. Foto: source for JPNN.com

Toh, tidak semua penyelidikan berujung pada penyidikan dan penetapan tersangka. Itu bila dugaan korupsi yang diselidiki dirasa kurang memenuhi dua alat bukti permulaan untuk meningkatkan status penyelidikan ke penyidikan.

Bukan hanya itu, KPK juga perlu mendalami informasi tentang keterkaitan nama-nama yang disebut Setnov dalam lingkaran bisnis Oka di dalam maupun luar negeri.

Pasalnya, bisa saja perusahaan-perusahaan yang dikelola Oka tidak hanya digunakan sebagai parkir uang fee e-KTP. Tapi juga transaksi lain yang mengarah pada partai politik (parpol) tertentu.

”KPK harus membuka ruang untuk mendalami apakah Masagung hanya digunakan untuk parkir perantara transfer e-KTP saja atau juga ada transaksi suap lain (ke pihak politikus) yang juga melalui rekening dari Masagung ini,” kata Econ.

Sebagaimana diberitakan, Oka merupakan pengusaha dengan banyak pohon bisnis. Baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Singapura.

Di Singapura, Oka diketahui sebagai pemilik Delta Energy Pte Ltd dan OEM Investment Pte Ltd. Sedangkan, di tanah air, Oka disebut sebagai pemilik PT Asoka Mas Asuransi.

Perusahaan itu juga melibatkan anak Oka, Endra Raharja Masagung, sebagai komisaris utama. Oka juga pernah mendirikan PT Gunung Agung, perusahaan investasi yang kini sudah tidak beroperasi lagi.

Seperti diberitakan, Puan Maharani mengakui mengenal Oka Masagung. Putri Megawati Soekarno Putri itu juga menyebut secara garis keluarga, Oka juga memiliki kedekatan.

Pernyataan Setnov yang menyebut Puan Maharani dan Pramono Anung ikut menerima uang korupsi e-KTP jangan sampai memunculkan persepsi publik secara liar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News