Orang-orang yang Revolusioner

Orang-orang yang Revolusioner
Orang-orang yang Revolusioner
Tokoh seperti Mahfud MD tentu akan bilang bahwa Pemilu dan pemilihan presiden (Pilpres) baru saja usai, tapi inilah  sebuah sistem formal dan sah untuk suksesi kepemimpinan nasional. Tentu saja peristiwa politik itu belum menyelesaikan soal. Ini hanya sebuah fundamen, dan ikhtiar bangsa, Negara dan rakyat berjalan di atasnya.

Demikianlah halnya, teman sebangsaku. Selalu saja si pragmatis-gradual berseberangan dengan si revolusioner. Yang terakhir ini, jika “meja-meja” sudah kotor, mereka cenderung mencampakkannya, dan lalu mencari meja yang baru. Ibarat gunung merapi yang meletus, kelak setelah reda,  maka lembah  semakin subur.

Sebaliknya si pragmatis hanya lebih alot. Selangkah demi selangkah menuju kondisi yang lebih baik. Meja yang bau anyir perlahan  dibersihkan seraya memakai masker. Persis peredaran matahahari yang lamban dari fajar hingga tenggelam. Alami, walau membuat tak sabar. “Sabar itu bukan dosa,” kata si pragmatis.

Dua-duanya punya kelemahan dan kekuatan masing-masing. Yang satu menghardik, yang lain terlalu manis.

INDONESIAKU. Sepuluh ribu mahasiswa akan berderap langkah bergerak mengepung istana dan meminta Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mundur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News