Pacul

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Pacul
Bambang Wuryanto. Foto: dokumen JPNN.Com

PAN pernah memiliki delapan kursi DPR dari Jawa Tengah hasil Pemilu 2014. Namun delapan kursi itu hilang pada Pemilu 2019 meski PAN memiliki nama-nama kondang, seperti, petenis Yayuk Basuki dan Mumtaz Rais, putra Amien Rais.

Baca Juga:

Pada sebuah kesempatan, Megawati memuji Pacul untuk kesuksesannya melejitkan perolehan suara PDIP dengan memereteli PAN di Jateng. PAN meyakini ada kecurangan dan penggelembungan suara di sejumlah dapil dan membawa kasus itu ke Mahkamah Konstitusi, tetapi sia-sia.

Pacul diganjar jabatan strategis di DPP PDIP sebagai ketua Bappilu periode 2019-2024. Dia mewarisi jabatan Bappilu itu dari Bambang DH, mantan wali kota Surabaya.

Begitu menjadi ketua Bappilu, Pacul langsung pasang target untuk membawa PDIP meraih hat-trick dengan menang pemilu tiga kali berturut-turut. PDIP sebelumnya sudah menjadi jawara pada Pemilu 2014 dan 2019.

Kini, Bambang Pacul menjadi aktor utama dalam konflik terbuka dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pacul menuding Ganjar ‘kemajon’ atau terlalu berambisi menjadi kandidat pada Pilpres 2024.

Ganjar yang punya aktivitas tinggi di media sosial dianggap lebih asyik bikin konten daripada menjalankan tugasnya sebagai gubernur.

Saat DPD PDIP Jateng menggelar acara di Semarang, Sabtu (22/5), guna mengonsolidasikan kadernya yang jadi kepala daerah guna menghadapi Pemilu 2024, Ganjar justru tidak diundang. Puan Maharani menjadi pembicara utama di acara konsolidasi yang digelar di Panti Marhaen itu.

Ganjar tidak hanya dianggap kemajon, tetapi juga keminter. Tentu saja pernyataan Pacul itu menjadi tamparan keras bagi Ganjar. 

Di era politik digital, politisi tradisional yang hanya mengandalkan nepotisme dan mendompleng nama besar orang tua sudah kuno alias outdated dan sulit dijual kepada pemilih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News