Pagi Itu Audrey Muntah - muntah

Pagi Itu Audrey Muntah - muntah
Sedih. Ilustrasi Foto: pixabay

"Anak saya juga sempat dalam pengancaman para pelaku itu, jangan dilaporkan kalau dianiaya baik ke orang tua atau saudara. Anak saya dalam tekanan," ucapnya.

Namun akhirnya cerita itu terbongkar lima hari kemudian, Rabu (3/4). Diawali muntah-muntah saat pagi hari, AU akhirnya bercerita ke sang ibu, apa penyebab dari sakitnya tersebut. Dari sanalah kemudian diketahui semua kejadian yang menimpa siswi kelas 8 SMP itu.

BACA JUGA: Beri Tanda Tanganmu untuk Petisi Justice for Audrey, Klik Ini

Atas kejadian ini pihak keluarga tetap akan menempuh jalur hukum. Apalagi AU menurutnya tidak kenal dan sebelumnya tidak pernah berurusan dengan para pelaku.

"Kami tetap melanjutkan proses hukum, laporan di Polresta sudah kemarin, kami di sana dulu, kalau memang lambat juga kami naikan ke Polda," ungkapnya.

Liliek berharap ke depan, jangan sampai terjadi lagi korban seperti AU yang lain. Meski ia mengaku tidak tega jika para pelaku ini dihukum, tapi yang paling penting ia menekankan harus ada efek jera.

Apalagi dari informasi yang didapatkannya para pelaku sudah sering melakukan tindak kekerasan. Membuat geng yang sering meneror para pelajar wanita.

"Mereka (pelaku) ini pergaulannya sudah luas, saya sudah dengar mereka begini begitu, jadi banyak sekali simpatisan yang pernah dibantai sama mereka datang ke sini," ujarnya.

Liliek bercerita mengenai kondisi anaknya, Audrey, siswi SMP di Pontianak beberapa hari setelah dianiaya 12 remaja putri yang masih pelajar SMA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News